INDODAILY.CO, CIAMIS — Jalan trek yang menghubungkan Desa Bantardawa – Padaringan dengan jarak 1690 meter yang di penuhi ilalang sepanjang 800 meter kembali dibangun oleh pemerintah.
Sudah belasan tahun jalur itu menjadi jalan mati sejak adanya longsor di tahun 2010. Padahal menurut warga setempat, dahulu itu adalah jalan utama yang dipakai jalur transportasi masyarakat.
Kalau saat ini datang ke lokasi jalan tersebut, maka akan nampak seperti perkebunan yang penuh denan rumput dan alang-alang.
Jalur itu nyaris tidak nampak seperti jalan pada umumnya, hanya terlihat bak jalan setapak dengan pemandangan rumput setinggi 5 kaki.
Lokasi jalan tersebut berada di Desa Bantardawa, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Saat ini jalan tersebut mulai dibangun dengan anggaran sekitar 2,2 miliar rupiah dari Bantuan Provinsi (banprov) dan kontrak kerja 3 – 4 bulan.
Menurut Kepala Desa (kades) Bantardawa, Dena Suparman (37), sebelum pemekaran dari Desa Padaringan, jalan tersebut adalah jalan tertua yang pernah dilalui oleh Presiden Indonesia yang pertama yaitu Bung Karno.
“Cerita orang-orang tua, dahulu di area itu kan ada perkebunan karet dan ada PT Wiracakra, Bung Karno pernah singgah ke PT itu dengan melalui jalan tersebut pada tahun 1946-1947,” jelasnya kepada Indodaily.co Sabtu (30/7/2022).
Kemudian, kata Dia, saat Bung Karno berkunjung, sempat menanami satu pohon beringin di area itu. Dan hingga saat ini, pohon tersebut menjadi pohon terbesar dan tertua di Desa Bantardawa. Kebetulan lokasi pohonnya ada di trek jalan yang sedang dibangun.
“Alhamdulilah, Pohon beringin itu menjadi sumber air yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar untuk kebutuhan bertani,” ungkapnya.
Dikatakan Dia, kenapa Pemerintah Desa Bantardawa menginginkan jalan tersebut hidup kembali, karena jalur tersebut dilewati oleh beberapa desa.
“Jalur tersebut bisa menjadi jalur alternatif yang bisa menghubungkan antara Desa Bantardawa ke Kota Banjar,” ujarnya.
Selain itu, jalan tersebut akan menjadi jalur utama yang dipakai para petani dan anak-anak sekolah. Sehingga, menjadi jalur paling cepat untuk memasuki Kota Banjar.
“Dan harapan saya, setelah jalan tersebut hidup kembali akan mempengaruhi juga untuk kemajuan di sektor ekonomi di Desa Bantardawa,” tukasnya.