BANDA ACEH, INDODAILY.CO – Pascabencana yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Utara (Sumut) dan Sumatra Barat (Sumbar), pola suplai dan distribusi energi mengalami tantangan akibat akses jalan yang terputus.
PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga tetap berkomitmen menjaga pasokan energi, khususnya elpiji, meskipun hingga saat ini akses darat dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh masih dalam tahap perbaikan.
Sebagai upaya menjaga kelancaran distribusi, Pertamina melakukan pengiriman elpiji melalui jalur laut , dengan menyeberangkan mobil tangki LPG (skid tank) dari Lhokseumawe ke Banda Aceh.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) Sunardi berkata, dalam kondisi pascabencana, Pertamina Patra Niaga melakukan pengiriman elpiji dari Lhokseumawe ke Banda Aceh melalui moda laut dengan menggunakan dua kapal.
“Kapal Wira Loewisa dan Kapal Aceh Hebat 2, yang membawa total 24 unit skid tank,” ujar pada Selasa (16/12/2025).
Sunardi menjelaskan, Kapal Wira Loewisa mengangkut 16 unit skid tank dan Kapal Aceh Hebat 2 mengangkut 8 unit skid tank.
Sehingga total sebanyak 24 skid tank telah dikirimkan. Setiap skid tank memiliki kapasitas muatan sekitar 15 metrik ton LPG.
Dia berkata, sengan total 24 skid tank berkapasitas masing-masing 15 metrik ton, maka elpiji yang dikirimkan mencapai sekitar 360 ton.
“Saat ini kami terus melakukan skema Ro-Ro (Roll On-Roll Off) dari Lhokseumawe ke Banda Aceh untuk segera didistribusikan ke 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh,” ungkapnya.
Sebanyak 360 ton LPG tersebut nantinya akan didistribusikan dalam bentuk tabung-tabung elpiji, dengan jumlah lebih dari 30 ribu tabung LPG subsidi subsidi 3 kilogram (kg) dan LPG non subsidi 12 kg, guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Aceh.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan elpiji. Pasokan sebesar 360 ton tersebut diharapkan dapat mengamankan kebutuhan elpiji masyarakat untuk beberapa hari ke depan.
“Pertamina Patra Niaga berkomitmen penuh untuk menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi elpiji guna memenuhi kebutuhan harian masyarakat, khususnya di wilayah terdampak pascabencana,” ucap Sunardi.
Sunardi berharap agar akses jalan yang menghubungkan Lhokseumawe dan Banda Aceh, dapat segera pulih sehingga pola distribusi elpiji dapat kembali normal.
“Apabila sarana dan prasarana jalan telah sepenuhnya pulih, kami memastikan penyaluran elpiji kepada masyarakat, khususnya di 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, dapat berjalan lebih optimal,” ujar Sunardi.
Pascabencana, jalur utama seperti Lhokseumawe–Bener Meriah serta jembatan penghubung Bireuen–Lhokseumawe belum dapat dilalui secara optimal, shingga Pertamina mengimplementasikan jalur Regular, Alternatif, Emergency (RAE).
Pada kondisi normal, jalur reguler distribusi LPG ke Banda Aceh disuplai dari Lhokseumawe melalui jalur darat.
Namun kini, distribusi LPG dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh menggunakan skema distribusi alternatif.
Untuk wilayah Banda Aceh, Pidie Jaya, dan Bireuen, pasokan LPG dialihkan dengan menyeberangkan armada skid tank, menggunakan kapal laut dari Integrated Terminal Lhokseumawe menuju Fuel Terminal Krueng Raya, Banda Aceh. Dari titik tersebut, LPG kembali disalurkan melalui jalur darat ke wilayah sekitar.
Untuk distribusi BBM dan LPG ke Aceh Timur dan Langsa, masih dapat dilakukan melalui jalur darat karena akses dari sisi timur Aceh, khususnya dari Aceh Tamiang menuju Lhokseumawe, masih dapat dilalui.
Pertamina Patra Niaga juga mengerahkan pengiriman LPG menggunakan helikopter dengan metode sling load dari Lhokseumawe menuju Bener Meriah.
Perusahaan menerapkan skema Alternative Emergency dengan memanfaatkan kapal Ro-Ro, untuk membantu pengiriman skid tank LPG ke Banda Aceh.























