4 Kisah Haru Para Atlet Ciamis Dibalik Kesuksesan Raih 16 Emas di Peparda VI

INDODAILY.CO, BEKASI — Perhelatan Pekan Paralympik Daerah (Peparda) Jawa Barat ke VI 2022, resmi ditutup Rabu (30/11/2022). Ajang olahraga disabilitas itu digelar di Kabupaten Bekasi sejak 22 November 2022 lalu.

Atlet-atlet dari seluruh Jawa Barat pun berjuang untuk berhasil meraih medali emas pada ajang tersebut. Begitu pula dengan atlet dari Kabupaten Ciamis.

Sebelum penutupan, Tim Ciamis pun berhasil meraih 16 medali emas, 7 perak serta 9 medali perunggu. Hal ini membuat Ciamis kokoh posisi kesepuluh dalam urutan perolehan medali di Peparda VI Jabar 2022.

Perolehan medali emas dari para atlet Ciamis yang berjuang di Peparda VI pun dapat melampaui target, yaitu berhasil meraih 16 medali emas dari target 10 emas.

Namun rupanya dalam memperoleh medali emas di ajang Peparda VI ini, terdapat beberapa kisah haru yang datang dari para atlet Ciamis.

Berikut ini beberapa kisah haru dan heroik di balik para atlet peraih medali emas dalam Peparda VI Jabar 2022.

Arifin, atlet peraih dua medali emas.

Aripin (16) merupakan salah satu atlet tuna daksa (mini people) Kabupaten Ciamis yang berhasil merah dua medali emas. Raihan emas tersebut ia dapat dari cabang olahraga atletik nomor lomba lempar lembing kelas F40, tolak peluru kelas F40.

Bahkan, dirinya juga berhasil mendapat 1 medali perak pada kategori lempar cakram kelas F40. Meski berhasil mendapat medali emas dan perak untuk Kabupaten Ciamis, terdapat kisah haru seorang Aripin.

Aripin lahir dari seorang ibu bernama Wati, dan ayah bernama Lasiman. Wati sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani, sedangkan Lasiman seorang tukang pijat. Kondisi ayah Aripin sama dengan dirinya yaitu tuna daksa jenis (mini people).

Aripin sendiri masih duduk di bangku kelas 3 MTS Fisabilillah Cibuluh Cimaragas. Sering mendapatkan bullying dari teman-teman sekolahnya menjadi pemicu semangat dirinya untuk meraih prestasi dan berhasil merebut 2 medali emas dan 1 perak.

 

Kondisi sang ayah sama dengan dirinya, membuat Aripin harus diantar dari rumah ke lokasi latihan oleh orang lain. Terlebih keluarganya tidak memiliki kendaraan, membuat dirinya harus meminta bantuan kepada Kepala Dusun (Kadus) untuk diantar.

 

Kisah Mas Joko.

Joko, atlet peraih medali emas.

Tak hanya Aripin, atlet tuna daksa jenis (mini people) adalah Joko (29). Dia pun berhasil merebut 1 medali emas dan 2 perak.

 

Raihan medali Joko di antaranya, dari lempar lembing kelas F41 mendapatkan 1 medali emas, lempar cakram kelas F41 1 perak, dan tolak peluru kelas F41 1 perak.

 

Joko sudah sekitar dua tahun menjadi atlet difabel di NPCI Kabupaten Ciamis. Sebelumnya Joko seorang buruh serabutan, seperti buruh tani dan kuli bangunan.

Joko lahir dari ibu bernama Darmi, dan ayah Tamyit, dengan 10 bersaudara. Namun, 5 tahun lalu ayah Joko meninggal dunia, dan saat ini Dia hanya tinggal berdua di rumah bersama ibunya.

Mendapatkan medali emas suatu kebanggaan yang tidak bisa dibayangkan oleh Joko. Penuh haru bagi dirinya bisa ikut mengharumkan nama Kabupaten Ciamis.

Kisah Perjuangan Dicky Candra.

Dicky Candra peraih medali emas.

Perjuangan haru juga dilakukan oleh Dicky Candra (23), atlet disabilitas kebanggaan Kabupaten Ciamis dalam ajang Peparda VI 2022 pada cabang olahraga atletik. Ia berhasil meraih 2 medali emas di nomor lompat jauh kelas F44 dan lompat jangkit kelas F44.

Dicky seorang tuna daksa karena kecelakaan, Dia menceritakan saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 4, dirinya tersengat arus listrik tegangan tinggi saat sedang memperbaiki tiang bendera di sekolah.

Semenjak kejadian itu kaki kiri Dicky mengecil dan harus menggunakan PEN hingga saat ini, sehingga kaki kirinya tidak bisa menekuk seperti kaki pada umumnya.

Memiliki kaki yang tidak normal tidak mengurangi Dicky untuk meraih prestasi, dirinya bisa membuktikan dengan merebut dua medali emas yang dipersembahkan untuk Kabupaten Ciamis.

Kisah Perjuangan Devi Ersa Fauzia.

Devi peraih medali emas.

Tak hanya Aripin, Joko, dan Dicky saja yang mempersembahkan medali emas, atlet cantik Devi Ersa Fauzia (16), juga melakukan hal serupa. Devi berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga renang gaya dada 50 meter kelas s15.

Ia juga berhasil merebut dua medali perak pada gaya kupu-kupu 50 meter kelas s15, dan gaya dada 100 meter kelas s15.

Devi Ersa Fauzia seorang disabilitas Tuna Rungu Tuna Wicara (TRW). Dia tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara. Devi yang masih duduk di bangku SMA LBN Ciamis kelas 1, lahir dari ibu bernama Erna, dan ayah bernama Wawan.

Erna seorang pengajar di Taman Kanak-kanak (TK) Utama Cijengjing Ciamis. Dan ayahnya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Seni Bangunan Angkatan Darat.

Selama perhelatan Peparda VI di Kabupaten Bekasi, Devi sempat sakit panas 2 hari. Namun karena dukungan dan doa ibunya, Devi bertahan dan kembali pulih hingga bisa meraih medali emas untuk Kabupaten Ciamis.

Erna mengaku, Devi sering mendapatkan cemooh di kampungnya karena kekurangan yang dimiliki Devi.

“Anak saya itu sering bilang malu karena di bullying, akan tetapi saya selalu memberikan semangat agar membuktikan kepada mereka bahwa dengan segala keterbatasan bisa meraih prestasi,” ucap Erna kepada Indodaily.co Rabu (30/11/2022).

Dengan keberhasilan anaknya, Erna mengaku sangat bangga dan terharu. Kekurangan yang dimiliki anaknya bisa membawa nama Kabupaten Ciamis di 10 besar Peparda VI Jabar 2022.

“Saya ucapkan terimakasih kepada NPCI Kabupaten Ciamis yang terlah membawa Devi ke ajang Peparda VI hingga bisa mencapai prestasi,” tukasnya.

Pos terkait