INDODAILY.CO, PALEMBANG – Polda Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar Operasi Bina Waspada Musi tahun 2022 melaksanakan Talk Show dengan tema, “Penanggulangan Terorisme dan Anti pancasila”, bertempat disalah satu radio Palembang, Kamis (8/12/2022).
Dir Binmas Polda Sumsel Kombes Pol Heru Trisasono melalui Kabag Bin Opsnal Dit binmas Polda Sumsel, AKBP Anna Susila mengatakan bahwa kemajuan teknologi dan kemudahan distribusi informasi merupakan potensi besar bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya daerah Sumsel untuk kesejahteraan.
“Namun ada Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi ini guna menyebarkan radikalisme, intoleransi, ujaran kebencian, serta anti pancasila begitu banyak di sebarkan melalui media sosial,” ujarnya.
Menurut Anna, masyarakat harus lebih berhati-hati Dengan konten – konten radikalisme yang mengakibatkan konflik dan menggangu persatuan dan kesatuan bangsa.
Dikatakan Anna, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat Sumatera Selatan jangan takut dan tetap waspada kepada orang orang tidak dikenal, dan juga selalu berhati – hati dalam menggunakan media sosial.
“Kepada masyarakat tetap waspada, apabila ada hal-hal yang mencurigakan segera lapor ke kepolisian terdekat atau melaporkan ke Bantuan Polisi 0813-70002-110, segala permasalahan yang mengganggu harkamtibmas segera laporkan,” tandasnya.
Senada, Kompol Suhardiman menambahkan, yang berkontribusi menumbuhkan sifat intoleransi dan radikalisme, biasanya rendahnya pengetahuan beragama, tidak terbuka tentang pengetahuan, mengedepankan norma agama tanpa melibatkan norma sosial.
“Untuk radikalisme, biasanya dibuat oleh paham seseorang atau berkelompok yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis, dengan menggunakan kekerasan,” tuturnya.
Sementara itu, Kasatgas Deteksi AKP Amiruddin iskandar, selaku salah satu narasumber mengungkapkan bahwa pengetahuan yang salah terkait intoleransi dan radikalisme bisa berakibat fatal yang berujung sebuah individu bisa terjerumus didalamnya.
“Tahapan pemahaman menuju teroris yaitu dimulai dengan intoleransi dan radikalisme, kalau sudah masuk pemahaman intoleransi dan radikalisme, jelas mereka akan berupaya menebar pemahaman mereka melalui jalur apapun, baik dengan kekerasan maupun paksaan, dan kemudian barulah mereka akan melakukan teror,” pungkasnya.