INDODAILY.CO, PALEMBANG — Depot Buku Rizky telah menjadi salah satu tempat favorit bagi pecinta buku di Palembang. Dengan koleksi ribuan judul, mulai dari novel, buku pelajaran, hingga literatur langka, depot ini menawarkan bacaan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan buku baru.
Terletak di pusat kota, tepat di seberang Masjid Agung Palembang, Depot Buku Rizky menjadi daya tarik bagi masyarakat yang gemar membaca. Namun, di tengah pesatnya perkembangan era digital, usaha jual beli buku fisik semakin menghadapi tantangan besar.
Bertahan di Era Digital
Seiring dengan meningkatnya penggunaan buku digital dan e-book, minat masyarakat terhadap buku fisik mengalami penurunan. Meski demikian, Tiagus M. Idris (57), pemilik Depot Buku Rizky, mengungkapkan bahwa permintaan terhadap buku bekas masih tetap ada, meski tidak setinggi dahulu.
“Minat masyarakat terhadap buku fisik masih lumayan banyak, tetapi tidak seantusias dulu,” ujarnya saat ditemui, Minggu (30/3/2025).
Menurutnya, salah satu faktor yang membuat bisnis buku bekas semakin sulit adalah perubahan kurikulum pendidikan yang terlalu cepat.
“Saat ini, kurikulum sering berubah dalam waktu yang singkat, sehingga banyak buku pelajaran yang tidak lagi terpakai dan sulit untuk dijual kembali. Saya berharap pemerintah bisa mengatur perubahan kurikulum lebih lama, misalnya lima tahun sekali, agar buku-buku ini masih bisa digunakan lebih lama,” jelasnya.
Pelanggan Setia: Mahasiswa dan Pelajar
Meskipun tantangan terus berdatangan, Depot Buku Rizky masih menjadi rujukan utama bagi mahasiswa dan pelajar yang mencari buku pelajaran bekas dengan harga lebih ekonomis.
“Biasanya mahasiswa dan anak sekolah yang paling sering datang ke sini. Mereka mencari buku yang sedang dipakai dalam kurikulum sekolah atau kuliah,” tambahnya.
Selain buku pelajaran, koleksi lainnya seperti novel klasik dan buku literatur langka juga masih memiliki peminat tersendiri, terutama dari kalangan akademisi dan pecinta buku.
Strategi Bertahan dengan Harga Terjangkau
Dalam menentukan harga buku, Tiagus tidak ingin mengambil keuntungan terlalu besar. Ia menyadari bahwa kondisi buku bekas tidak bisa disamakan dengan buku baru, sehingga harga yang ditawarkan pun lebih terjangkau.
“Misalnya, harga buku baru mencapai Rp900.000, kami tidak mungkin menjualnya dengan harga yang sama. Kami menyesuaikan harga agar tetap bisa dijangkau oleh pembeli,” tuturnya.
Depot Buku Rizky telah berdiri sejak tahun 2005, melewati berbagai tantangan dalam dunia jual beli buku bekas. Meski bisnis ini semakin tergerus oleh era digital, semangat untuk terus mempertahankan budaya membaca di kalangan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
“Harapan saya, semakin banyak orang yang kembali menyadari nilai dari membaca buku fisik. Karena membaca dari buku cetak punya sensasi yang berbeda dibandingkan membaca lewat layar,” pungkasnya.