Program “Berani Bicara” Latih Santri MTs Madinatul Quran Ekspresikan Emosi dan Gagasan

Kolase kegiatan Program “Berani Bicara” yang menampilkan momen diskusi bersama mahasiswa KKN, kebersamaan santri, serta catatan anonim berisi ungkapan perasaan dan harapan para santri MTs Madinatul Quran.

INDODAILY.CO, Ogan Ilir — Upaya membangun kesehatan mental dan keberanian berekspresi di lingkungan pesantren terus digalakkan. Melalui program bertajuk “Berani Bicara”, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 83 Rekognisi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang menghadirkan ruang aman bagi santri MTs Madinatul Quran, Betung, Kabupaten Ogan Ilir, untuk menyuarakan perasaan dan pikiran yang selama ini tersimpan.


Inisiatif KKN Berbasis Pendekatan Psikologis

Program “Berani Bicara” dirancang sebagai kegiatan edukatif yang berfokus pada penguatan mental dan emosional santri. Mahasiswa KKN UIN Raden Fatah Palembang menilai bahwa kemampuan mengekspresikan perasaan merupakan keterampilan penting yang perlu ditumbuhkan sejak usia remaja, khususnya di lingkungan pendidikan berbasis pesantren yang menekankan kedisiplinan dan pembentukan karakter.


Dilaksanakan Dua Tahap untuk Santri Putra dan Putri

Pelaksanaan kegiatan dibagi ke dalam dua sesi guna memastikan efektivitas dan kenyamanan peserta.

Tahap pertama dilaksanakan pada 14 Agustus dan diikuti oleh santri putra kelas VII MTs. Sementara tahap kedua digelar pada 21 Agustus, khusus bagi santri putri kelas VII MTs. Pemisahan sesi ini dilakukan agar para santri dapat lebih leluasa dalam mengekspresikan diri sesuai dengan kondisi psikologis masing-masing.


Metode Anonim Bantu Santri Lebih Jujur

Dalam kegiatan ini, para santri diminta menuliskan isi hati, keluh kesah, harapan, maupun perasaan pribadi pada secarik kertas tanpa mencantumkan identitas. Tulisan tersebut kemudian dikumpulkan kepada mahasiswa KKN.

Bacaan Lainnya

Pendekatan anonim ini terbukti efektif menciptakan rasa aman, sehingga santri tidak merasa takut dinilai atau dihakimi saat menyampaikan hal-hal yang bersifat personal dan sensitif.


Ruang Aman untuk Didengar dan Dipahami

Mahasiswa KKN menyampaikan bahwa program ini tidak hanya melatih keberanian berbicara, tetapi juga membantu santri mengenali emosi mereka sendiri. Melalui proses menulis dan berbagi secara tidak langsung, santri belajar bahwa setiap perasaan adalah valid dan layak untuk didengarkan. Kegiatan ini juga menjadi sarana awal untuk membangun komunikasi yang sehat antara santri dan lingkungan sekitarnya.


Apresiasi dari Pihak Pondok Pesantren

Pihak Pondok Pesantren Madinatul Quran menyambut positif pelaksanaan program “Berani Bicara”. Mereka menilai kegiatan ini memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan kesehatan mental santri serta mendukung pembentukan karakter yang lebih terbuka, percaya diri, dan berani mengungkapkan pendapat secara sehat. Pesantren berharap program serupa dapat terus dikembangkan dan menjadi bagian dari kegiatan pendampingan santri di masa mendatang.

Pos terkait