INDODAILY.CO, PALEMBANG — Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Palembang baru-baru ini membuat gebrakan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan bagi anak-anak binaannya.
Albert Haryadi sebagai Kasi Pembinaan LPKA Palembang, hadir sebagai bintang tamu dalam sebuah episode podcast yang diselenggarakan oleh Palcomtech Palembang. Diskusi yang berlangsung hangat dan penuh inspirasi ini secara khusus menyoroti implementasi dan urgensi sekolah filial di lingkungan LPKA Kelas I Palembang.
Dalam sesi podcast tersebut, LPKA Palembang dengan gamblang menjelaskan visi lembaga untuk memastikan setiap anak binaan tidak kehilangan hak atas pendidikan, meskipun berada di balik jeruji.
“Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk membimbing anak-anak kami menuju masa depan yang lebih baik. Sekolah filial ini bukan hanya tentang memenuhi kewajiban dasar, tetapi juga memberikan mereka harapan dan bekal yang kuat,” ujar Albert.
Konsep sekolah filial, yang memungkinkan proses belajar mengajar diselenggarakan langsung di dalam LPKA dengan kurikulum formal, menjadi solusi strategis. Ini bukan hanya tentang memenuhi kewajiban dasar, tetapi juga membuka gerbang masa depan yang lebih cerah bagi mereka.
Dari pihak Palcomtech Palembang, Tina juga menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini.
“Kami sangat bangga dapat menjadi platform bagi LPKA Palembang untuk menyuarakan inisiatif penting ini. Pendidikan adalah investasi terbaik, dan kami berharap podcast ini dapat meningkatkan kesadaran publik serta mendorong lebih banyak dukungan untuk program sekolah filial,” ungkapnya.
Kerja sama dalam mempublikasikan inisiatif ini melalui platform podcast menunjukkan komitmen LPKA untuk menjangkau audiens lebih luas dan membangun kesadaran publik tentang pentingnya rehabilitasi melalui pendidikan.
Diharapkan, langkah ini akan menginspirasi berbagai pihak untuk turut serta mendukung program-program serupa, memastikan anak-anak binaan mendapatkan bekal terbaik untuk kembali ke masyarakat dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai.
Diskusi ini menandai langkah maju dalam mewujudkan pendidikan inklusif dan berkelanjutan bagi semua.
