Breaking News: Puluhan Massa GAASS Gelar Aksi Dibawah Jembatan Ampera Palembang, Ada Apa?

Puluhan massa yang tergabung dari Gerakan Pemuda Mahasiswa Sumatera Selatan (GAASS) melakukan aksi unjuk rasa (unras) diperairan Sungai Musi, tepatnya di bawah Jembatan Ampera.

INDODAILY.CO, PALEMBANG — Puluhan massa yang tergabung dari Gerakan Pemuda Mahasiswa Sumatera Selatan (GAASS) melakukan aksi unjuk rasa (unras) diperairan Sungai Musi, tepatnya di bawah Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Sumatera (Sumsel), pada Jumat (02/08/2024).

Pantauan indodaily.co dilapangan, dalam aksi unras yang digelar GAASS tersebut dikawal ketat oleh pihak kepolisian, dan mereka membentangkan banner yang bertuliskan, ‘Selamatkan Sumsel dari mafia Batu Bara, satu tongkang muatan Batu Bara +- 1 Triliun. Masyarakat Sumsel dapat Apa!!!’, dan banner bertuliskan, ‘Stop angkutan Batu Bara melintasi Sungai Musi, masyarakat menderita mafia semakin kaya!!!’.

Ketua Umum GAASS, Andi Leo mengatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap praktik mafia batu bara yang dinilai merugikan masyarakat Sumatera Selatan.

Dikatakan Andi Leo, masalah ini tidak hanya terkait dengan pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga menyentuh isu gratifikasi yang melibatkan pihak-pihak berwenang, yang memungkinkan batu bara dapat melintasi Sungai Musi tanpa kontrol yang ketat.

Bacaan Lainnya

“Gerakan ini kami lakukan untuk menyoroti ketidakadilan yang dialami masyarakat Sumatera Selatan. Mafia batu bara yang beroperasi di Sungai Musi harus dihentikan karena dampak negatifnya yang sangat besar terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujar Andi Leo saat diwawancarai sejumlah awak media.

Menurutnya, pihaknya juga menekankan bahwa masalah ini tidak hanya terbatas di wilayah sekitar Sungai Musi saja. Akan tetapi, berpotensi mempengaruhi daerah-daerah hilir lainnya dengan dampak yang sama.

Andi Leo menambahkan bahwa dampak negatif dari eksploitasi batu bara sudah sangat terasa, mulai dari bencana longsor, banjir, hingga kerusakan lingkungan lainnya.

“Kami meminta kepada pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk tidak hanya fokus pada Sungai Musi saja. Daerah-daerah hilir juga terkena dampak negatif yang sangat luar biasa dari aktivitas pertambangan batu bara ini. Kerusakan yang terjadi tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh dari kekayaan alam yang dimiliki Sumatera Selatan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Andi Leo berharap agar keuntungan dari batu bara dapat dikelola dan dialokasikan dengan benar untuk kesejahteraan masyarakat. Ia berpendapat bahwa jika dana yang diperoleh dari industri batu bara digunakan secara efektif dan tepat sasaran, maka dampak positifnya tidak hanya akan dirasakan oleh masyarakat sekitar Sungai Musi tetapi juga oleh seluruh masyarakat Sumatera Selatan.

“Kami memiliki harapan besar agar masyarakat Sumatera Selatan bisa merasakan manfaat kesehatan dan kesejahteraan dari hasil bumi kita sendiri. Jika pengelolaan keuntungan dari batu bara dilakukan dengan transparan dan bertanggung jawab, kami yakin bahwa seluruh masyarakat akan merasakan dampak positifnya dan memiliki hak atas kekayaan bumi kita sendiri,” tegas Andi Leo.

Aksi tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan bagi pemerintah dan pihak berwenang untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi permasalahan terkait eksploitasi batu bara serta meningkatkan perhatian terhadap dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan.

Selain itu, GAASS juga mengajak masyarakat untuk lebih sadar dan aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka terkait pengelolaan sumber daya alam di daerahnya.

Gerakan Pemuda Mahasiswa Sumatera Selatan berharap aksi ini tidak hanya menjadi simbol protes tetapi juga membuka jalan bagi perubahan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan terhadap lingkungan di Sumatera Selatan.

Pos terkait