SUMSEL, INDODAILY.CO – Sosok ibu di rumah tangga menjadi pion utama dalam membangun keluarga bahagia, tak terkecuali tentang urusan dapur. Rutinitas mengolah bahan baku menjadi masakan bergizi untuk keluarga, menjadi hal utama yang terus dilakukan Yuliani (33), warga Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel).
Tinggal di Perumahan Griya Bumi Lestari Kelurahan Balai Agung Kecamatan Sekayu seolah menjadi berkah bagi ibu dua anak ini. Di perumahan ini, sudah tersedia jaringan gas (jargas), yang memudahkannya untuk memasak asupan bergizi bagi suami dan kedua anaknya yang masih kecil.
Dia tidak dipusingkan lagi ketika harus mengganti tabung gas LPG 3 Kg yang gasnya sudah habis. Apalagi dirinya harus memasak tiga kali sehari, tentu merepotkan baginya untuk pergi beli gas di warung dan membawa kedua anaknya.
“Bersyukur sekali bisa tinggal di komplek dengan fasilitas jargas. Saya tidak merasa khawatir saat gas habis atau ada kebocoran gas saat suami saya sedang bekerja. Apalagi biaya bulanannya sangat terjangkau, kadang hanya Rp22.000 per bulan,” ucapnya kepada awak Indodaily.co, Selasa (29/10/2024).
Pembayarannya tagihan jargas juga sangat mudah, hanya perlu membayar melalui aplikasi e-commerce yang membuat pekerjaannya jadi simple. Dia ingat betul ketika harus menggunakan tabung gas LPG 3 Kg, setiap 4 hari sekali dia harus membeli gas LPG seharga Rp25.000. Pemangkasan biaya untuk urusan dapur pun, menjadi hal yang menggembirakan baginya.
Berbeda dengan Hafidz, warga Komplek Kayuara Grand Residen Blok E 28 Kelurahan Kayuara Kecamatan Sekayu Musi Banyuasin, yang sangat menanti pemasangan jargas di komplek perumahannya.
Di pertengahan Oktober 2024 lalu, petugas jargas PT Perusahaan Gas Nasional (PGN) sudah mendatanya, untuk pemasangan jargas dalam waktu dekat.
“Semoga tidak lama lagi jargas dipasang di komplek rumah saya. Karena tiap bulan saya bisa menghabiskan dana ratusan ribu untuk mengisi tabung gas 12 Kg, cukup pemborosan,” katanya.
Area Head PGN Palembang Braman Setyoko berujar, Sekayu memang menjadi pilot project jargas sejak tahun 2016 lalu yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016. Dan sejak 2022 lalu, PGN resmi mengusulkan inisiatif optik kalibrasi di kawasan Macan Lindungan Demang Lebar Daun Palembang.
Optik kalibrasi tersebut bertujuan agar bisa memastikan standarisasi gas yang disalurkan, serta menjadi area verifikasi akurasi meteran jargas, dengan menggunakan alat ukur berstandar nasional dan internasional. Sehingga akurasi dari sambungan jargas bisa sesuai dengan ketentuan.
Ada sekitar 50.000 sambungan rumah pelanggan, serta sambungan dari anak perusahaan dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Sumsel, termasuk di Musi Banyuasin.
Optik Kalibrasi Palembang

“Optik kalibrasi di Off Take Station (OTS) Palembang menangani 10 wilayah jargas yang ditugaskan pemerintah melalui APBN. Bahkan total kalkulasi di Sumbagsel ada 180ribuan sambungan jargas. Dengan adanya optik kalibrasi ini, membuat efisiensi biaya pengiriiman dan kalibrasi,” ujarnya.
Proses kalibrasi di optik kalibrasi terus dilakukan masa pemeliharaan. Bahkan ada tim PGN dari workshop Medan yang melakukan running test di alat kalibrasi. Terutama kalibrasi meteran rumah tangga.
Sejak ruang workshop kalibrasi di OTS Palembang diresmikan per 1 Maret 2024 lalu oleh GM PT PGN, ada kemudahan dalam mengkalibrasi sambungan jargas di Sumbagsel.
“Selama ini, kami melakukan kalibrasi di Medan, Bogor, Surabaya hingga Jakarta dan membutuhkan biaya besar dalam sekali melakukan kalibrasi. Dana bisa membengkak hingga Rp15 miliaran untuk 10 tahunnya. Jika sudah ada optik kalibrasi sendiri, potensi revenuew yang didapat PT PGN bisa mencapai Rp40 miliar per 10 tahun, karena ada juga kalibrasi sambungan dari BUMD dan perusahaan lainnya,” katanya.
Sebagai sub-holding Pertamina, PGN berkomitmen memperluas layanan dengan menambah jaringan dan pelanggan baru. Melalui Kementerian ESDM di 2016 lalu, sasaran jargas ke kawasan penduduk rapat dan dekat dengan jaringan pipa.
Jika dulu sosialisasi jargas tidak terlalu direspon positif oleh warga, namun kini kehadiran jargas dinanti-nanti masyarakat. Bahkan banyak warga yang mengajukan untuk pemasangan jargas, karena tarif bulanan yang terbilang murah hingga aman saat dipakai.
“Risiko keamanannya lebih bagus, karena tidak perlu mengganti regulator dan lebih aman. Ketika gas alam bocor, gasnya akan menguap ke udara karena massa berat jenis gas alam lebih ringan dari gas LPG,” katanya.
Ketika adanya indikasi kebocoran di pipa, pelanggan bisa langsung menghubungi Call Center 135 yang standby selama 24 jam. Namun sejauh ini, sangat jarang keluhan gas mati atau bocor. Jika pun ada, petugas akan langsung ke rumah pelanggan jargas dan memastikan kendala yang dihadapi sudah terselesaikan.
Saat pemasangan jargas, petugas PGN di lapangan akan mengedukasi tentang kondisi terburuk jika ada kebocoran gas. Namun pada dasarnya, gas alam tidak berbau menyengat dan potensi kebocoran akan sangat minim sekali.
Pengecekan Berkala

Muhammad Hadi, tim workshop kalibrasi PGN Medan menjelaskan beberapa tahapan saat melakukan perawatan kalibrasi di OTS Palembang. Seperti memastikan aliran udara yang sudah berjalan menggunakan media pengganti udara. Lalu pengujian diafragma dengan grade maksimum, medium dan minumum.
Ada beberapa jenis tekanan dalam kecepatan angin, seperti Distribusi Tingkat Rendah (DTR) 0,1 bar, Distribusi Tingkat Minimum (DTM) 1-4 bar, serta Distribusi Tingkat Maksimum (DTM) di atas 4 bar. Namun flow di setiap daerah berbeda-beda. Semakin banyak jumlah pelanggan, flow-nya akan tinggi.
“Untuk kecepatan angin di tiap daerah sama. Namun biasanya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan angin, seperti kondisi meteran, jarum meteran macet atau terkena hujan, yang mengakibatkan lonjakan tagihan. Namun akan petugas yang langsung menanganinya saat masuk keluhan dari pelanggan jargas,” ucapnya.
Dia berujar, standarisasi kalibrasi yang dipakai oleh PT PGN, sudah sesuai dengan Direktorat Metrologi. Karena sebelum melakukan kegiatan kalibrasi, harus mendapatkan legalitas dari Direktorat Metrologi, karena semua alat ukur harud di-tera ulang untuk memastikan akurasinya.
“Kalibrasi harus menyamakan dengan standar yang ada dari Direktorat Metrologi. Dalam setiap pengujian juga, harus melakukan tiga kali pengujian alat. Sehingga akurasi dari sambungan jargas benar-benar sesuai standar,” ujarnya.
Fuel Terminal Lahat

Keakurasian distribusi produk Pertamina juga dilakukan saat penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Pertamina Patra Niaga IT Palembang ke Fuel Terminal Lahat. Dalam proses pengecekan BBM yang didistribusi dari Palembang ke Lahat, menggunakan peralatan meter yang sudah dikalibrasi oleh Direktorat Metrologi. Bahkan sudah terverifikasi dan mempunyai dokumen legal.
Deputy ERC Fuel Terminal Lahat Kiki Widi Septiawan berkata, untuk proses pendistribusian suplay BBM dari Pertamina Patra Niaga IT Palembang melalui gerbong ketel ke Fuel Terminal Lahat.
“Di sini (Fue Terminal Lahat) akan melakukan proses penerimaan, penimbunan dan penyaluran. Penerimanan gerbong ketel akan dilakukan pengecekan, pemeriksaaan segel dan kualitas segel. Setelah pemeriksaan, akan dibuat laporan, diproses ke tanki timbun dan verifikasi dari fungsi RSD ke Pertamina Patra Niaga Regioanl Sumbagsel,” katanya.
Tanki BBM yang sudah diterima akan disiapkan di pagi hari untuk kegiatan penyaluran. Akan ada tim distribusi, petugas akan memastikan urutan truk penyalur BBM dan SPBU mana yang akan yang dikirimkan BBM.
Ada empat produk yang dikirim ke Fuel Terminal Lahat, mulai dari Pertamax, Pertaline, Biosolar B35 dan Dexlite, dengan pengiriman melalui KAI, sekitar 5-6 jam dari Pertamina Patra Niaga IT Palembang ke Fuel Terminal Lahat.
“Untuk ketahanan stok dari 9 tanki dibagi jadi 4 produk. Pertamax di 3 hari, Pertaline 4,7 hari, Biosolar 4,2 hari dan Dexlite bertahan 9 hari. Jadi stok di Fuel Terminal Lahat melayani 3-9 hari untuk Kabupaten Lahat, Empat Lawang, Kota Pagar Alam dan sebagian kecil di Kabupaten Muara Enim,” katanya.
Untuk memastikan BBM dari segi kualitas, dilakukan pengecekan rutin harian yang mereran arusnya sudah dikalibrasi Direktorat Metrologi. Sedangkan untuk kuantitas BBM, ada aplikasi Online Delivery Info (ODI) Transport Lost, yang bisa digunakan untuk melaporkan kendala kuantitas dari pihak SPBU ke Fuel Terminal Lahat. Dari sana, akan dicek kekurangannya, apakah dari Fuel Terminal Lahat, saat pendistribusian atau kesalahan dari pihak SPBU.
Fuel Terminal Lahat beroperasi sejak pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB, dengan total 130 orang, termasuk awak mobil tanki. Setiap hari juga, para petugas akan dicek kondisi kesehatannya, untuk menjaga stamina selama bekerja seharian.
Keselamatan Kerja

Seperti diungkapkan Voniar, perawat K3 Fuel Terminal Lahat, yang hampir setiap hari memastikan kondisi kesehatan para pekerja, mitra kerja, sekuriti, vendor dan para tamu yang hadir di Fuel Terminal Lahat.
“Kita mengecek tekanan darah, suhu tubuh dan menanyakan apakah ada kendala. Kita memang tidak bisa menyediakan obat karena harus dirujuk ke dokter jika dibutuhkan. Tapi jika ada keluhan, biasanya langsung disuruh istirahat, agar tidak menganggu kinerja kerja,” ujarnya.
Keselamatan jiwa juga menjadi fokus utama Fuel Terminal Lahat ke para awak AMT, yang bertugas mendistribusi BBM ke SPBU yang dituju menggunakan mobil tanki. Seperti yang dirasakan Muhammad Syahfandi (32), AMT 1 Fuel Terminal Lahat.
Kepada Indodaily.co, dia menceritakan jika ada kendala di perjalanan terutama gangguan dari oknum tertentu, dirinya bisa langsung melaporkan ke pegawas dan akan segera ditindaklanjuti.
“Seperti tahun 2023 lalu, ada sempat beberapa oknum yang mencegat mobil saya di wilayah Pendopo Lahat. Saya memastikan dulu, pasokan BBM di tanki aman. Barulah saya laporkan ke pengawas tentang kondisi tersebut. Sekarang tidak ada lagi kendala atau gangguan apapun selama pendistribusian,” ujarnya.
Hal tersebut diamini oleh On Scene Commander (OSC) Fuel Terminal Lahat M. Fikri Pangidoan Harapan, yang menjamin keamanan para awak pendistribusian BBM di Fuel Terminal Lahat.
“AMT bisa langsung melaporkan ke pengawas, lalu ada survelens yang akan menindaklanjuti laporannya. Sehingga keamanan para awak sopir tanki BBM di perjalanan selalu terjaga,” ujarnya.
Manfaat Jargas

Ariansyah, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Pemprov Sumsel mengatakan, pemenuhan jargas untuk masyarakat Sumsel akan dilakukan secara merata di seluruh wilayah di Sumsel namun secara bertahap. Terlebih Sumsel menjadi titik utama pembangunan jargas, karena banyak daerah di Sumsel yang menjadi penyuplai gas ke provinsi lain.
“Untuk pemenuhan jargas, harus emlalui mekanisme dari Dirjen Migas. Pemprov Sumsel sudah menginventarisir seluruh usulan pemanfaatan jargas, salah satunya di Kota Palembang. Nanti Kementerian ESDM akan mengajak investor untuk membangun jargas se-Sumsel,” ujarnya.
Dia juga mendukung PGN yang merupakan Sub-holding Pertamina yang terus melakukan sambungan jargas di Musi Banyuasin, terutama di Kota Sekayu. Jika nanti di perkotaan sudah terinstal sempurna, sambungan jargas juga akan diperluas hingga per kecamatan di Musi Banyuasin.
“Namun ada skema dan tahapannya, karena menyangkut pembiayaan. Memang harus melihat sumber gasnya,” ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Sumsel M Yansuri mengapreasiasi gerakan PGN dalam pemasangan jargas di beberapa daerah, termasuk di Musi Banyuasin. Terlebih pengembangan jargas di Sumsel tahun 2025 mendatang, akan juga meluas di Kota Palembang serta produksi biometana di Sumbagsel yang akan dilakukan PGN.
“Jargas menjadi jaringan pipa yang dibangun dan dioperasionalkan untuk mengalirkan gas bumi ke rumah tangga. Ini menawarkan manfaat yang besar untuk masyarakat Sumsel, mulai dari harganya yang murah, bersih, aman, efisien dan tersedia 24 jam,” katanya. ***