INDODAILY.CO, PALEMBANG– Dinas Kebudayaan Kota Palembang melalui program Museum Keliling, melaksanakan kegiatan Pelatihan Pengenalan dan Praktik Kerajinan Angkinan bagi Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Palembang, Rabu (26/11).
Hal ini dilaksanakan sebagai upaya menghadirkan edukasi sejarah dan kebudayaan bagi para Warga Binaan. Program Museum Keliling ini dirancang untuk membawa koleksi dan materi edukasi sejarah langsung ke lingkungan Lapas, sehingga Warga Binaan dapat menikmati pengalaman belajar yang informatif dan menyenangkan tanpa harus keluar dari area pembinaan. Kegiatan ini juga menjadi bentuk sinergi antara pemerintah daerah dan Lapas dalam mendukung peningkatan kualitas pembinaan di dalam lingkungan pemasyarakatan.
Seni angkinan adalah seni menyulam khas Palembang yang menggunakan benang emas untuk menghiasi kain beludru dengan motif-motif rumit, dan dulunya merupakan simbol status kebangsawanan. Saat ini, angkinan dikembangkan melalui beragam produk yang mengikuti selera pasar, seperti dibuat menjadi produk pouch, pakaian sehari-hari dengan model Vest, dan juga produk fashion lainnya.
Pelatihan angkinan ini juga sejalan dengan upaya Lapas Perempuan Palembang untuk mengembangkan produk unggulan Lapas Perempuan Palembang yang diberi nama “Si Cantik Fashion dan Kain Etnik”. Melalui kegiatan ini, diharapkan warga binaan Lapas Perempuan Palembang selain dapat berpartisipasi untuk melestarikan budaya lokal, juga dapat menghasilkan produk fashion baru yang dapat diminati masyarakat luas.
Kepala Lapas Perempuan Palembang, Desi Andriyani, menyampaikan apresiasinya atas dilaksanakannya kegiatan tersebut. “Kegiatan ini selain sebagai bentuk pembinaan kemandirian, juga merupakan upaya untuk mengangkat nilai kearifan lokal melalui sebuah karya angkinan yang sangat layak untuk kita lestarikan bersama,” ucap Desi.
Sementara itu, perwakilan Dinas Kebudayaan menegaskan komitmennya dalam mendukung kegiatan edukatif lintas lembaga. “Program Museum Keliling kami tujukan untuk memperluas akses masyarakat terhadap pengetahuan sejarah dan budaya, termasuk bagi Warga Binaan di lingkungan Lapas. Kami percaya bahwa edukasi budaya dapat menjadi stimulus positif dalam proses pembinaan dan pembentukan karakter,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Lapas Perempuan Palembang berharap Warga Binaan dapat lebih mengenal sejarah dan budaya Indonesia, khususnya Kota Palembang, serta termotivasi untuk terus berkembang selama masa pembinaan.























