JAKARTA, INDODAILY.CO – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan ketersediaan BBM dan LPG nasional dalam kondisi aman, pada perayaan Natal 2025 dan jelang Tahun Baru 2026 (Nataru).
Pernyataan tersebut disampaikan saat dia melakukan peninjauan didampingi Ketua Posko Nataru Sektor ESDM Erika Retnowati, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri, Direktur Logistik dan Infrastruktur Jafee Arizon Suardin dan Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar.
Lalu ada juga Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Susanto sebagai bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Nataru untuk memastikan kesiapan pasokan energi nasional, termasuk di wilayah strategis yang menopang kebutuhan energi DKI Jakarta dan Banten.
Berdasarkan pemaparan Direksi Pertamina dan BPH Migas, stok BBM nasional saat ini berada di atas rata-rata normal.
Menteri ESDM menyampaikan bahwa pasokan berbagai jenis BBM, mulai dari Solar, gasoline RON 90 dan RON 92, hingga Pertamax Turbo.
Seluruhnya berada dalam kondisi aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat. Stok LPG nasional juga tercatat berada di atas rata-rata normal.
“Dengan kondisi stok tersebut, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan BBM maupun LPG selama periode Nataru,” ujar Bahlil.
Terkait wilayah Aceh, pemerintah bersama Pertamina terus mengawal distribusi energi ke wilayah terdampak bencana, termasuk yang mengalami gangguan akses.
Selama beberapa waktu terakhir, penyaluran BBM dan LPG dilakukan melalui transportasi udara, menggunakan helikopter dan pesawat untuk memastikan pasokan tetap terjaga.
Dalam tiga hingga empat hari terakhir, seiring dengan membaiknya akses darat, mobil tangki BBM dan LPG mulai dapat masuk secara bertahap ke wilayah yang sebelumnya terisolasi, seperti Takengon, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.
Di Aceh Tamiang, dari tujuh SPBU yang sebelumnya tidak seluruhnya beroperasi, kini seluruhnya telah kembali beroperasi normal.
Untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat, Menteri ESDM juga meminta Pertamina Patra Niaga mengoperasikan SPBU selama 24 jam di wilayah terdampak, sebagaimana yang telah diterapkan di beberapa daerah bencana Sumatera lainnya.























