Perlindungan Asuransi IFG, Wujudkan Pendidikan Cemerlang hingga Swasembada Pangan

Wenni Bastian, owner Putra Abadi yang kini produknya sudah tembus ke mancanegara (Indodaily.co / Nefri Inge)
Wenni Bastian, owner Putra Abadi yang kini produknya sudah tembus ke mancanegara (Indodaily.co / Nefri Inge)

PALEMBANG, INDODAILY.CO – Jatuh dan bangkit dalam mengembangkan bisnis sejak 2006, membuat Wenny Bastian (49) dan Matheus Susantyarto, owner Putra Abadi, pusat oleh-oleh Pagar Alam Sumatera Selatan (Sumsel) merasa harus mendapatkan perlindungan yang tepat bagi keluarganya.

Wenny bercerita kepada Indodaily.co, jika dia dan suaminya hanyalah pengusaha yang harus jatuh bangun mengembangkan usahanya secara mandiri. Oleh karena itu, harus ada jaminan kesehatan, keselamatan hingga masa depan anak-anaknya karena mereka sadar, posisi sebagai wiraswasta tidak bisa menjamin selamanya.

“Karena saya tidak ditanggung pemerintah untuk asuransi, saya hanyalah pedagang. Jadi saya paham betul risiko-risiko yang berpotensi terjadi di kehidupan saya. Karena itu, saya sekeluarga memilih untuk meminimalisir risiko itu dengan mengikuti berbagai asuransi di Indonesia ini,” ujarnya, Senin (20/10/2025) di Palembang.

Dari berbagai asuransi yang sudah dia coba, akhirnya Wenny menasbihkan diri menjadi nasabah PT Asuransi Indonesia Financial Group (IFG), atau dulu dikenal dengan nama PT Asuransi Jiwasraya.

Apalagi dia sempat disebut ‘Penggila Asuransi’, dengan mencoba berbagai jenis asuransi, mulai dari asuransi kesehatan, finansial, dollar hingga beasiswa.

Bacaan Lainnya

Menjadi nasabah Asuransi IFG sejak belasan tahun lalu, membuat dia juga mendapatkan pengetahuan lebih tentang berbagai perlindungan finansial untuk tumbuh kembang anak-anaknya. Salah satu anaknya yang didaftarkan ke Asuransi IFG adalah anak sulungnya bernama Dewa Atta AP.

Sejak usia 5 tahun, putra sulungnya sudah didaftarkan Asuransi Jiwa IFG JS Prestasi, yang merupakan program IFG Life untuk menjamin kepastian jenjang pendidikan anak di amsa mendatang.

“Di awal saya daftarkan, hanya sekali membayar tahun 2018 lalu. Lalu setiap anak saya tamat sekolah atau masuk sekolah, ada pencairan dana dari JS Prestasi yang cukup membantu untuk kebutuhan sekolah si bungsu,” katanya.

Selaras dengan program JS Prestasi, putranya pun kini juga berprestasi dengan menjadi atlet paralayang perwakilan Sumsel di berbagai ajang nasional. Bahkan, Dewa juga tak pernah absen mengharumkan nama Sumsel dengan meraih banyak medali emas.

Untuk pendidikannya di tingkat perguruan tinggi, Wenny menyerahkan sesuai dengan bakat dan minat putra ketiganya tersebut. Namun dia bersyukur dengan mengikuti program Asuransi IFG JS Prestasi, biaya bulanan saat anaknya kuliah nanti bisa ditanggung.

“Kalau anak saya sudah masuk kuliah, program Asuransi IFG JS Prestasi itu akan memberikan uang saku setiap bulan ke Dewa. Jadi agak sedikit berkurang beban kami untuk memenuhi kebutuhannya dari awal kuliah sampai tamat nanti,” katanya.

Perlindungan finansial juga menyasar pada pelaku pertanian dan nelayan, yang ditawarkan oleh PT Asuransi Jasindo. Di Sumsel sendiri, para petani sudah mendaftarkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), yang selaras dengan program pemerintah dan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan.

Asuransi Pertanian Sumsel

Kepada Indodaily.co, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultural Sumsel Bambang Pramono berkata, program AUTP sangat tepat untuk para petani di Sumsel dan bermanfaat untuk mengantisipasi adanya kegagalan dalam panen tanaman yang ditunggu-tunggu.

“Asuransi ini dirancang sebagai bagian dari strategi mitigasi guna mengantisipasi dampak buruk, yang mungkin terjadi akibat bencana alam dan serangan hama penyakit. Serta memberikan dukungan finansial kepada petani, bila gagal panen,” katanya.

Tahun 2023, petani dari enam kabupaten/kota yang mendaftar, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) seluas 3.860,13 hektare, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur seluas 84,5 hektare, OKU Selatan seluas 12 hektare, OKU seluas 142,8 hektare, Musi Rawas seluas 98 hektare dan Kota Prabumulih seluas 10 hektare dengan total 4.207,43 hektare.

Tahun 2024 ada petani dari 5 kabupaten dengan luasan lahan 23,5 Hektare di Kabupaten Musi Rawas, OKUT 234 hektare, OKU 143 Hektare, Muratara 252,05 Hektare dengan total 652,55 hektare.

Data peserta AUTP  Sumsel dan klaim premi asuransi PT Jasindo (Dok. Humas Dinas Pertanian, Tanaman Hidup dan Hortikultura Sumsel)
Data peserta AUTP Sumsel dan klaim premi asuransi PT Jasindo (Dok. Humas Dinas Pertanian, Tanaman Hidup dan Hortikultura Sumsel)

“Untuk tahun 2025 ini belum ada, karena tidak adanya kuota subsidi dari Kementerian Pertanian, sehingga diadakan untuk swadaya,” katanya.

Dilansir dari website Kementerian Pertanian sendiri, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berkata, program AUTP ini ditujukan secara khusus untuk petani yang memiliki tanaman padi maksimal 2 hektare.

“Itulah pentingnya asuransi pertanian. Asuransi pertanian belum menjadi kultur. Mulai sekarang seluruh petani harus sudah mengerti manfaatnya,” ujarnya.

Program tersebut sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 40 Tahun 2015 dan diperbaharui dengan Peraturan Menteri Pertanian nomor 30 tahun 2023.

“Program AUTP bertujuan untuk memberikan perlindungan usaha tani padi yang mengalami gagal panen akibat daru banjir, kekeringan atau serangan OPT. Pemerintah memberikan bantuan premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu/ha/musim tanam, agar usaha tani padi terus berlangsung” ujar Mentan Amran.

Kolaborasi dengan pemerintah ini juga diamini oleh Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji. Menurutnya, IFG membuka kolaborasi dengan pemerintah, stakeholder, sektor swasta dan lainnya menjadi salah satu langkah mereka untuk memperluas jangkauan asuransi.

Kolaborasi IFG

IFG Asuransi (Dok. IFG)
IFG Asuransi (Dok. IFG)

Kolaborasi adalah DNA kami. Kami percaya bahwa inklusi tidak bisa diraih sendiri-sendiri. Peta kolaborasi IFG itu sangatlah luas. IFG secara aktif menggandeng berbagai pihak, termasuk sektor swasta, BUMN lain, dan pemerintah daerah, untuk memperluas jangkauan asuransi dan meningkatkan inklusi keuangan,” ujarnya.

Bentuk-bentuk kolaborasi tersebut meliputi, sinergi dengan pemerintah daerah dan Kementerian Pertanian, IFG melalui Jasindo menjalankan program Asuransi Nelayan, Asuransi Petani dan lainnya.

Dia berkata, strategi utama IFG bersifat   holistik dan terintegrasi yang berfokus pada tiga pilar utama, yakni edukasi yang memberdayakan, inovasi produk yang terjangkau dan mudah di akses, serta kolaborasi yang berkelanjutan.

Di pilar edukasi, IFG dan anggota holding hadir secara langsung di tengah masyarakat untuk membangun literasi. Karena mereka paham jika kepercayaan publik perlu diraih kembali dan literasi merupakan fondasinya.

“Kami tidak hanya memberi teori tetapi simulasi praktis dan mudah dipahami, tentang bagaimana asuransi untuk UMKM dapat melindungi warung mereka dari musibah, atau bagaimana asuransi jiwa dapat melindungi masa depan keluarga melalui manfaat santunan saat terjadi risiko meninggal dunia,” ungkapnya.

Dia juga berkata, inovasi produk adalah kunci aksesibilitas. Melalui anggota holding seperti JasaRaharja, Jasa Raharja Putera, IFG Life, Jasindo, Askrindo, dan lainnya, IFG menghadirkan produk ‘sachet’ dengan premi terjangkau.

Seperti contoh adalah produk LifeSAVERdari IFG Life yang memberikan perlindungan terhadap cedera akibat kecelakaan, baik ringan maupun berat, mencakup berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari rumah sakit, klinik, danapotek dengan premi mulai Rp 25.000 per bulan.

Ada juga produk Third Party Liability (TPL) dari Jasa Raharja Putera, yang memberikan perlindungan bagi pengemudi atau pemilik kendaraan, apabila terjadi kecelakaan yangmenyebabkan kerusakan harta benda maupun cedera pada pihak ketiga.

“Dengan TPL, tertanggung terlindungi dari beban finansial berlebih dan memperoleh kepastian dalampenyelesaian klaim,” ungkapnya.

Lalu, kemitraan dengan banyak stakeholder mulai dari regulator, perusahaan, universitas dan komunitas lainnya untuk menyampaikan edukasi dan pemahaman akan produk asuransi ini melalui berbagai kanal informasi untukmenjangkau publik. Dengan kolaborasi tersebut, IFG dan anggota holding juga fokus pada pengembangan produk inklusif yang sederhana dan terjangkau.

“Produk-produk ini disesuaikan dengan daya beli serta kebutuhan spesifik masyarakat, memastikan bahwa perlindungan finansial dapat diakses secara luas dan mudah,” katanya. ***

Pos terkait