UMKM Dilarang Berjualan, Ketua Fokbi Sumsel Sesalkan Sikap Manajemen JSC

Ketua FOKBI Sumsel, Adv Firdaus Hasbullah SH saat diwawancarai indodaily.co di Palembang, Jumat (01/07/2022). Foto: Juan/indodaily.co

INDODAILY.CO, PALEMBANG — Ketua Umum Induk Olahraga (Inorga) Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Firdaus Hasbullah SH. Sesalkan sikap management Jakabaring Sport Center (JSC).

Advokat (Adv) Firdaus Hasbullah SH kecewa, lantaran para pedagang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dilarang berjualan, di dalam venue Main Daning Hall JSC Palembang, Sumsel, Jumat (01/07/2022).

Ketua FOKBI Sumsel, Firdaus Hasbullah SH mengatakan pihaknya sepakat dengan apa yang dikatakan Gubernur Sumsel, bahwa perayaan event Festival Olahraga Rekreasi Nasional Indonesia (Fornas) VI ini bisa mendongkrak ekonomi rakyat. Namun sekarang yang terjadi adalah UMKM dilarang untuk berjualan.

“Saya akan pertanyaan ini kepada Gubernur Sumsel bahwa direktur JSC semena-mena terhadap pedagang UMKM yang tidak boleh berdagang,” ujar FH sapaan akrab Firdaus Hasbullah SH, saat diwawancarai oleh media online indodaily.co, di venue Main Daning Hall, JSC Palembang.

Tak hanya itu, ia juga menegaskan bahwasannya yang terjadi sekarang adalah Alfamart malah diperbolehkan berjualan, padahal Alfamart itu bukan UMKM melainkan bisnis. UMKM itu berasal dari masyarakat, Usaha Mikro Kecil Menengah.

Bacaan Lainnya

“Oleh sebab itu, saya berharap pihak JSC harus sampaikan permohonan maaf terhadap pedagang umkm yang ada di Palembang khususnya, dengan adanya aturan-aturan seperti itu artinya kontradiktif dengan imbauan pak Gubernur. Bahwa umkm boleh untuk berjualan,” ungkapnya.

Suasana pedagang UMKM yang diusir pihak manajemen JSC di venue Main Dining Hall, Palembang.

Fitri (40) salah satu pedagang UMKM mengaku merasa kecewa dengan manajemen JSC karena tidak diperbolehkan berdagang di perayaan event Fornas VI di Palembang.

“Kami kecewa karena adanya pengusiran secara paksa yang dilakukan oleh pihak JSC, dengan alasan yang tidak diketahui. Dari kemarin sudah ada surat yang memberitahukan bahwasannya boleh untuk berjualan disini. Namun ketika sudah membuka lapak kami dilarang untuk berjualan,” keluh Fitri.

Fitri mengungkapkan pihaknya mengalami kerugian yang diperoleh akibat insiden tersebut. Sebab beberapa bahan makanan sudah diolah dan siap di konsumsi tidak bisa bertahan lama.

“Saya jual minuman, ada beberapa jenis. Kalau tahu bakalan seperti ini mending dari awal saya tidak berjualan. Bahwasannya dari pihak JSC tidak memberi dukungan kepada UMKM kelas kebawah, apalagi ini ada event nasional tetapi kami diusir. Sementara Alfamart bermobil diperbolehkan. Kenapa harus dilarang berjualan,” tuturnya.

Fitri menyebut, pihaknya berharap agar bisa berjualan kembali dan mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan.

“Kalau seperti ini bakalan rugi saya, karena minuman dan makanan sudah dibeli dahulu, jangankan untung, balik modal saja tidak. Diperkirakan jumlah kerugian mencapai jutaan rupiah, dan tidak hanya satu pedagang, melainkan lebih dari 5 pedagang merasakan dampak kerugiannya,” tukasnya.

Pos terkait