Dr Rahidin Anang: Pentingnya Membangun Etika Berkomunikasi

Pakar komunikasi yang juga dosesn Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr H Rahidin H Anang MS
Pakar komunikasi yang juga dosesn Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr H Rahidin H Anang MS

INDODAILY.CO, PALEMBANG –  Diskusi ilmiah “MEMBANGUN ETIKA DALAM KOMUNIKASI” diadakan oleh Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palembang (PPs UM Palembang) Dilantai 2 Gedung Program Pascasarjana UM Palembang, Rabu (12/10/22).

Turut hadir pakar komunikasi Dr. H. Randin H Anang, MS sebagai  narasumber Informasi ini juga sangat menarik untuk diketahui yang lain yang belum sempat mengikuti kegiatan diskusi ilmiah tersebut, Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M. (Dinktur Program Pascasarjana UM Palembang); Dr. H. Rahidin H. Anang, M.S. pakar Komunikasi (Dosen UM Palembang) sebagai narasumber, Eko. Ariyanto, ST., M.Chem. Eng., Ph.D. (Sekretaris Program Pascasarjana UM Palembang) sebagai moderator, Ketua dan Sekretaris Program Studi PPs UM Palembang para Dosen dan Staf Program Pascasarjana UM Palembang.

Dalam sambutannya Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M. (Direktur Program Pascasarjana UM Palembang menyampaikan bahwa mungkin sebagian teman-teman menganggap mater biasa-biasa saja karena materi ini hanya berkomunikasi yang merupakan hal sudah biasa dilakukan. Namun sesungguhnya etika dan komunikasi ini sangat penting karena kita bekerja ini tidak terlepas dari melayan orang lain.

“Tujuan kita akan tercapai dengan baik apabila kita menjaga etika dan komunikasi yang baik dan akan menambah wawasan ka mengikut kegiatan ini apalagi mendapatkan informasi langsung dari pakarnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Sri Rahayu mengapresiasi pelaksanaan diskusi ilmiah yang digelar Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palembang.

Sementara itu, pakar komunikasi yang juga dosesn Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr H Rahidin H Anang MS mengatakan sangat penting membangun etika dalam berkomunikasi.

“diantaranya memahami lawan bicara, tidak menyelah lawan bicara, fokus dengan pesan yang disampaikan, saling menghargai, tak merendahkan lawan bicara, mendengarkan dengan baik, konfirmasi jika merasa salah paham, gunakan bahasa yang mudah dimengeri serta memperhatikan komunikasi nonverbal,” tutur dia.

Ia juga mengimbau kepada para mahasiswa pascajarna dan dosen pembimbing agar membangun komunikasi yang baik.

“Satu hal yang menjadi catatan yang tak terlupakan oleh pakar komunikasi ini saat bimbingan mau ujan Disertas oleh Profesor pembimbingnya, bahwa ada komunikasinya yang menurut pembimbingnya tidak layak untuk digunakan saat. menjawab persetujuan dan kita sebagai mahasiswa mela pesan singkat kepada dosennya dengan kata “oke Kata “oke” ini tidak layak/tidak sopan tidak punya etika untuk digunakan menurut pembimbingya, dan etikanya baik kalau gunakan kata “baik” atau “siap,” pungkasnya. (Niken/rilis)

Pos terkait