Masih Sekolah, Rizkia Asal Ciamis Harus Berurusan Dengan Tuberculosis

INDODAILY.CO, CIAMIS — Berbagai kisah pilu kerap dirasakan pasien Tuberculosis (TBC) di Indonesia. Selain proses penyembuhan butuh waktu yang lama, banyaknya obat yang harus dikonsumsi pada jam-jam tertentu setiap hari, menjadi kendala yang membuat bosan bahkan sampai berhenti meminum obat.

Kisah pilu itu, dirasakan Rizkia Nanda Aulia (15), orang dengan TBC RO atau Tuberculosis rasistant obat (RO) tingkat Multidrug Resistant (MDR) yang kini masih duduk di bangku sekolah. Dia baru lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sekarang sudah masuk di kelas satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) atau setingkat Sekolah Menengah Atas.

Rizkia saat ini hidup tanpa kedua orang tua, ayah dan ibunya sudah meninggal empat tahun lalu. Sekarang Dia tinggal di rumah berdua dengan neneknya di Dusun Lingga manik, Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Sambil berlinang air mata, Rizkia mengatakan harus rela ditinggal pergi kedua orang tuanya. Selain itu, di usia muda Dia harus berurusan dengan penyakit menular Tuberculosis RO MDR.

Kedua orang tua Rizkia meninggal karena sakit TBC RO juga, ibunya melakukan pengobatan hingga sembuh. Akan tetapi, ayahnya waktu sebelum meninggal itu tidak mau berobat, dengan alasan, jika dia melakukan pengobatan, bagaimana dia bekerja untuk menafkahi istri dan anaknya.

Bacaan Lainnya

Ayahnya mendorong agar istrinya segera sembuh dari Tuberkulosis, hingga ayahnya meninggal dunia, dan seratus hari kemudian ibunya menyusul ayahnya meninggalkan dunia ini. Sedih yang dirasakan Rizkia tidak sampai di situ, hingga suatu hari dirinya pun didiagnosis positif Tuberculosis RO seperti kedua orang tuanya oleh dokter.

Rizkia didiagnosis TBC RO saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu sekitar bulan Februari tahun 2021.

Sudah dua puluh bulan lebih menjalani pengobatan sejak didiagnosis TBC RO, Rizkia tetap semangat berjuang untuk kesembuhannya, karena Dia ingin seperti teman-teman yang lain, bisa datang ke sekolah dan bermain bersama. Sedangkan Rizkia, sekolah masih secara daring karena belum 100 persen sembuh dari Tuberkulosis.

“Saya mau berangkat ke sekolah, main, keluar rumah seperti anak-anak yang lain, setiap hari saya selalu di rumah dan minum obat,” ucap Rizkia sambil berlinang air mata, Sabtu (22/10/2022).

Keinginan dan semangat Rizkia untuk sembuh sangat kuat, dan diperlihatkan dengan tidak pernah terlewat meminum obat setiap hari, walaupun sekali minum obat itu ada 14 butir. Selain itu efek samping dari minum obat yang dirasakan Dia selalu mual-mual dan badan pegal-pegal.

“Alhamdulilah kemarin saat di cek ke dokter sudah negatif, namun harus tetap minum obat karena belum sembuh 100 persen. Saya berharap semoga cepat sembuh dan bisa bermain normal seperti yang lainnya,” ungkap Rizkia.

Walaupun hidup berdua dengan seorang Nenek, Rizkia tetap bersyukur karena masih ada yang mengurusnya. Walaupun tidak mendapatkan bantuan sosial seperti PKH, BPNT ataupun BLT, neneknya dan rizkia masih tetap bersyukur, karena untuk mencukupi kebutuhan hidupnya kerap kali dibantu oleh pamannya Rizkia.

Reporter : Kayan Manggala

Pos terkait