INDODAILY.CO, OKI – Dalam melakukan penelitian setiap orang banyak memiliki ketakutan dan kesulitan dalam memulai. Padahal bila dilihat bahwa dalam melakukan penelitian hendaknya seorang peneliti harus memahami dan mencermati makna dari apa yang akan diteliti.
Makna penelitian artinya peneliti mengetahui hal-hal di sekitar dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dipikirannya. Awal yang dilakukan dimulai dengan berbagi pertanyaan apa itu, dan mengapa demikian.
Berbagai menjadikan pertanyaaan yang timbul dalam pikiran dan pemahaman peneliti akan menjadi pengetahuan dan menjadi ilmu.
Mahasiswi Study S2 Magister Administrasi Publik Universitas Sriwijaya, Sania Fatrici menuturkan, ada 7 metode yang bisa diterapkan sebelum mendapatkan jawaban pada suatu objek yang akan diteliti.
“Rasa ingin tahu peneliti berkembang untuk mencari kebenaran. Sebelum dapat jawaban dari rasa ingin tahu dan kebenaran di awali dari berbagai masalah yang muncul. Masalah yang timbul sebanarnya didapat melalui, jawaban, pertama pengamatan, kedua dari berbagai rujukan pustaka, ketiga diskusi, seminar, ceramah, keempat peneitian ilmiah, kelima secara
kebetulan, keenam informasi dari instansi, ketujuh pikiran yang kritis. Dalam menjawab pertanyaan,” tutur Sania, Sabtu, (08/04/2023).
Sania menjelaskan, selain mempersiapkan metode sebelum menemui objek yang akan diteliti, ada permasalahan dan langkah untuk meneliti yang tepat seperti memilih dan mendefinisikan objek.
“Dari permasalahan yang ada langkah langkah metode penelitian yang tepat dilakukan dengan memilih dan mendefinisikan masalah, survei terhadap data yang tersedia, memformulasikan hipotesis, membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam menguji hipotesis. Mengumpulkan data primer, mengolah, menganalisis, serta membuat interpretasi, membuat generalisasi dan kesimpulan, dan membuat laporan,”
“Berdasarkan langkah-langkah metode penelitian tersebut penelitian seharusnya dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan penulisan, dan penyebarluasan laporan penelitian. Cara peneliti dapat melaksanakan penelitiannya, terlebih dahulu dengan mengetahui dan memahami, tentang konsep, konstruk, proposisi, teori, logika ilmiah, hipotesis, variabel, definisi operasional, perumusan masalah, bahasa ilmiah, matematika, statistika dan aksiologi,”
“Dengan memahami beberapa langkah dalam melaksanakan penelitian barulah peneliti dapat mengaitkan permasalahan yang ada dengan teori karena kita dapat membaca kenyataan kenyataan empiris yang terjadi di sekitar kita,” jelasnya.
Sania mengatakan, dari observasi atau percobaan yang sama, dapat diceritakan oleh seseorang dengan berdeda pendapat sesuai dengan kacamata dan teori yang mereka pergunakan secara individu masing masing tentang peristiwa yang terjadi disekitar kita.
“Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda beda sesuai dengan “kacamata” teori yang mereka pergunakan. Tanpa teori, kita menjadi “buta” tentang peristiwa peristiwa empiris yang terjadi di sekitar kita. Sebaliknya, tanpa diperhadapkan dengan peristiwa-peristiwa empiris, suatu teori akan menjadi lumpuh. Karena teori sangat penting dalam kaitannya dengan penelitian empiris, maka perlu kita mempunyai pemahaman yang sama tentang teori,”
“Hal penting lagi untuk di pahami adalah konsep, bahwa konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Konsep inilah akan dibentuk proposisi, proposisi itu dibentuk teori. Teori inilah nantinya menjadi acuan dalam melakukan analisis penelitian yang dibuat. Pentingnya penelitian ini hakikatnya bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses bertanya dan menjawab. Pertanyaan muncul karena adanya keraguan, dan keraguan inilah menjadi dasar ilmu penelitian. Tanpa mengabaikan cara-cara lain, perhatian kita terpusat pada metode ilmiah yang disebut metode akal sehat,”
“Oleh karena itu, pentingnya memahami metode ilmiah yang prosesnya bersifat empiris, terkendali, analitis, dan sistematis. Ciri-ciri tersebut tidak didapatkan pada metode akal sehat yang ada. Dalam taraf berfikir ilmiah kebenaran harus dibuktikan dengan penelitian yang membedakan, dengan cara berpikir non ilmiah seperti taraf kebetulan, trial and eror, otoritas dan tradisi, spekulasi dan berpikir kritis. Itulah mengapa kita sebagai peneliti muda penting memahami dan mengetahui terkait dasar dan inti dari arah penelitian itu sendiri,” katanya.
Sania menambahkan, pentingnya pemahaman dari metode ilmiah yang bersifat observasi atau percobaan, kebenaran harus dibuktikan dengan cara penelitian yang membedakan, bisa saja peniliti mengubah kesimpulan yang ada seperti sipeneliti melakukan penyelidikan yang penuh keberhatian-hatian dan kritis dalam mengungkap fakta, dari kesimpulan yang ada maupun mengubah pendapat dengan adanya aplikasi baru bisa saja mengubah kesimpulan yang telah diterima.
“Penelitian bila di lihat definisinya bahwa suatu penyelidikan terorganisasi atau penyelidikan yang hati hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Pentingnya memahami dasar penelitian ini karena bertujuan untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima secara umum, maupun mengubah pendapat pendapat dengan adanya aplikasi baru pada pendapat tersebut,” tandasnya. (JFA)