Antisipasi Pencemaran Mikroplastik, AMP Usulkan Patroli Sungai Musi

INDODAILY.CO, PALEMBANG — Menindaklanjuti temuan sampah plastik dan mengantisipasi akan timbulnya pencemaran mikroplastik. Aliansi Peduli Musi (APM) mengelar diskusi dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (KBBWS) VIII Musi, Maman Noprayamin.

Pertemuan dan diskusi APM tersebut berlangsung, di kantor BBWS VIII, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (26/07/2022).

Koordinator APM, Aldo Carnegie mengatakan bahwa berdasarkan hasil temuan APM selama ekspedisi Sungai Musi, selain kontaminasi mikroplastik dan juga pencemaran Klorin serta Phospat.

“Kami menyampaikan bahwa Sungai Musi dibawah Jembatan Ampera hingga Jembatan Musi 4 terdapat lebih dari 124 timbulan sampah plastik,” ujar Aldo kepada indodaily.co, Selasa (26/07/2022).

Aldo menjelaskan kepada pihak kepala BBWS VIII, bahwa sampah plastik yang tidak terurus ini akan menimbulkan pencemaran mikroplastik.

Bacaan Lainnya

Aldo menjabarkan, bahwa patroli Sungai APM menganalisa ada 5 faktor yang mendorong pencemaran sampah plastik di Musi yaitu terbatasnya pelayanan sampah, minimnya tempat sampah, dan tidak ada penegakan hukum.

Sehingga, pengendalian pencemaran sungai belum menjadi prioritas dan tidak adanya sistem pengawasan yang ketat pada pelaku pencemaran atau pembuang sampah ke sungai.

“Kami mengusulkan agar pemerintah pusat meningkatkan anggaran pengelolaan sungai musi dan mendesak dilakukannya kegiatan patroli sungai musi yang melibatkan stakeholder lainnya,” imbuh Aldo Carnegie.

Aldo menuturkan bahwa ada 5 usulan APM untuk mengentaskan sungai Musi dari sampah plastik yaitu:

  1.  Kajian mikroplastik di ekosistem musi.
  2. Mengendalikan sumber mikroplastik dari limbah rumah tangga dan industri.
  3. Pemerintah pusat melalui Pemkot/Pemkab menyediakan sarana pengolahan sampah pada kelurahan di sepanjang Sungai Musi.
  4. Buat dan menegakkan aturan larangan penggunaan plastik. Sekali pakai seperti Tas Asoy, sedotan, popok, sachet, styrofoam dan botol plastik.
  5. Pemerintah harus menjadi contoh dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai dalam kegiatannya.

Perlunya menghidupkan tradisi sungai dengan menambahkan fasilitas pengangkutan sampah dengan menggunakan perahu.

Karena, selama ini pengangkutan dilakukan didarat namun saat ini perlu untuk melakukan pengangkutan sampah melalui sungai dengan armada kapal.

“Pemerintah harus membangun infrastruktur yang mendukung sistem angkut sampah dengan kapal,” kata Muhammad Syarifudin.

lebih lanjut aktivis Spora Institut ini menyatakan bahwa sungai musi adalah sumber peradaban Palembang dan Sumsel.

“Maka dengan temuan polusi musi akibat mikroplastik harus ada Gerakan masyarakat Palembang untuk menyelamatkan Sungai Musi,” terangnya.

Sementara Itu, Kepala BBWS VIII, Maman Noprayamin mengungkapkan bahwa selama ini BBWS telah melakukan upaya koordinasi pengelolaan sungai musi melalui Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air (TKPSDA).

“Di dalam forum TKPSDA ada koordinasi dalam pengelolaan sungai musi, kami juga ada kegiatan rutin membersihkan sedimen melayang berupa sampah plastik,” ujar Maman.

Maman menyebut, bahwa dengan keterbatasan anggaran yang ada. Maka tidak semua problem yang dapat diselesaikan.

“Perlu pengendalian sampah dari sumber-sumbernya, kami akan berkoordinasi agar kepala daerah yang memiliki wilayah dan penduduk untuk mengendalikan sampah yang masuk ke Sungai Musi,”

Menurut Maman, melalui anak-anak sungai dan yang terpenting merubah mindset penduduk agar tidak membuang sampah ke sungai.

“Kami akan menginfokan temuan tentang mikroplstik dan berkoordinasi dengan Pemkot Palembang untuk melakukan pengangkutan sampah yang selama ini sudah dilakukan,” tutup Maman.

Pos terkait