INDODAILY.CO, LAHAT — Usai beredarnya video sepotong kecepul dan Pisang Goreng viral di media sosial (Medsos). Antusias dukungan masyarakat Kecamatan Kikim Raya, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) semakin kuat.
Dalam beberapa hari terakhir ini, potongan video kampanye Widia Ningsih Calon Wakil Bupatinya Bursah Zarnubi, tentang kecepul dan Pisang Goreng viral di Medsos, dan mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Pihak kompetitor Pilkada Lahat lainnya, menggoreng potongan video tersebut menjadi isu politik untuk mendiskreditkan Widya Ningsih yang seolah mengatakan warga Kikim dapat dibeli dengan Kecepul dan Pisang Goreng. Tapi justru berbalik, Video viral tersebut justru membangkitkan kesadaran warga Kikim Raya.
Saat dikonfirmasi media indodaily.co, Widia Ningsih mengatakan sebaiknya masyarakat harus cerdas untuk menonton video tersebut secara lengkap jangan sepotong-sepotong. JAngan untuk kepentingan sesaat semua di Goreng.
Senada, Asroh salah satu warga Desa Bungamas menuturkan bahwa potongan video dengan diberi narasi tersebut, justru menjadi kampanye gratis bagi paslon Bursah-Widia untuk warga Kecamatan Kikim.
“Setelah ditonton dalam versi lengkap, apa yang dikatakan Widia tersebut ada benarnya, masyarakat sadar bahwa selama ini mereka ditipu dengan uang untuk memilih calon pemimpin. Masyarakat tahu bahwa kecepul dan dan pisang goreng seperti yang diibaratkan bu Widia tersebut hanya untuk pengganti uang, dan bukan menghina mereka,” kata Asroh.
Masih kata Asroh, pada dalam pilkada 2018 lalu, ada warga desa di kikim berinisial Syahril, yang tadinya berada di Tim Bursah Zarnubi, karena uang beralih memilih calon lain.
“Syahril sudah sadar, dulu Syahri pernah dipidana karena money politik, saat ini pada Pilkada 2024 ini, Syahril berada di Tim Bursah widya, dirinya tak mau lagi Kecepul dan Pisang Goreng,” cerita Asroh.
Hal senada, Iwan Warga desa Sukajadi Kecamatan Pseksu mengatakan, kalau paslon Bupati mau tabur uang silahkan ke desa kami.
“Kami sudah sadar dan vidio Cawabup Ibu Widia membuat kami terhenyak, betapa bodohnya kami selama ini, hanya karena sedikit uang yang hanya bisa dibelikan kecepul dan pisang goreng, pembangunan didesa kami nyaris tak ada, ada juga dananya dari APBN bukan APBD,” ujar iwan
“Kami sudah sepakat, ambil uangnya, pilihan dan coblosan untuk Bursah Widia, paslon nomor dua, kami be tungguan,” kata Iwan lagi
Sementara Bakrun Satia Darma, salah satu Tim BZ WIN, menanggapi viral video tersebut.
“Terima kasih, sudah membantu kami, menyadarkan masyarakat bahwa jual beli suara itu tidak baik,” ujarnya.
“Pesan pak Bursah, ini pesta Demokrasi, ngak usah buat konten konten serang kompetitor lain dengan fitnah, kampanye lah dengan menjual visi misi dan program kerja,” kata pria yang akrab di panggil BSD ini.
Terpisah, disampaikan oleh Andre Said , Peneliti Sosial Politik dari Sekolah Kaderisasi Demokrasi IN DEMO di Jakarta, mengatakan, sebaiknya sebelum memviralkan sesuatu sebaiknya di kaji dulu dampaknya.
“Efect domino dari semua yang akan diviralkan sebaiknya di pelajari dahulu, apakah bermanfaat untuk kepentingan dirinya atau justru berbalik menyerang dirinya atau juga justru menguntungkan pihak lawan,” ungkapnya melalui komunikasi telephone.
Menurutnya, melihat dari kasus Pisang Goreng dan Kecepul, justru video tersebut menguntungkan pihak Bursah Zarnubi dan Widia Ningsih. Sehingga kesadaran masyarakat terbuka bahwa, suara untuk memilih pemimpin memang tidak harus diperjual belikan.
“Masyarakat sudah semakin cerdas bersosial media, ketika ada video sepotong, mereka akan mencari yang utuhnya,” tandasnya.