INDODAILY.CO, CIAMIS — Bantu Indonesia dan dunia capai target eliminasi TB di tahun 2030, Wartawan Indodaily.co Biro Kabupaten Ciamis menggelar sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat selama dua hari 30-31 Agustus 2022.
Dengan digelarnya kegiatan tersebut berdasarkan kekhawatiran kondisi TB saat ini, yaitu; Estimasi kasus TB sebesar 845.000 maka Indonesia memiliki jumlah kasus kedua terbesar setelah India (2,64 juta), dengan cakupan pengobatan sebesar 67% maka diperkirakan 24,000 penderita akan menjadi TBC resisten obat (RO).
Dalam sosialisasi tersebut menerangkan apa itu yang dinamakan Tuberkulosis (TB). Dijelaskan pembawa acara yaitu Dikdik Ahmad, seorang kepala puskesmas cipaku, bahwa TB merupakan penyakit menular langsung, disebabkan oleh kuman (Mycobacterium tuberculosis).
“Bukan penyakit keturunan, kutukan atau guna-guna. TBC dapat menyerang siapa saja, akan tetapi penyakit ini dapat disembuhkan,” ucapnya Selasa (30/8/2022).
Dikatakan Dia, Tingginya penularan TB akan menimbulkan komplikasi dengan penyakit HIV yang diperkirakan mencapai 19 Ribu orang. Diperkirakan 96 ribu kasus kematian akibat TBC di Indonesia setiap tahun.
Provinsi Jawa Barat saat ini posisi pertama terbesar kasus Tuberkulosis (TB) di Indonesia, sedangkan Kabupaten Ciamis sendiri diurutan ke-27 terbanyak kasus TBC di Jabar.
Pada tahun 2021 saja, lanjut Dia, kasus tuberkulosis (TB) di Kabupaten Ciamis mencapai 1603 dari target sebanyak 2746. Dengan jumlah TBC sensitif obat (SO) 672, TBC resisten obat (RO) : 29, artinya masyarakat yang positif RO terus meningkat. Sedangkan jumlah TBC dewasa : 1374, TBC anak : 229. Untuk jumlah kesembuhan mencapai : 809 dan jumlah kematian meningkat jadi 44 orang.
“Strategi dalam menanggulangi tuberkulosis yaitu dengan pelacakan kasus ditingkatkan dan melibatkan partisipasi dari semua pihak seperti hal nya kegiatan seperti ini,” ungkapnya.
“Untuk itu, penting bagi masyarakat terutama kader TB dibekali ilmu tentang penyakit menular tuberkulosis,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut, Rina (29) mengatakan kegiatan ini sangatlah bagus, apalagi isinya tentang sosialisasi dan edukasi bahayanya penyakit menular tuberkulosis.
“Karena saya yang tadinya tidak tahu betapa bahayanya penyakit TB ini, sekarang kan jadi tahu dan pasti akan selalu menjaga kebersihan yakni PHBS,” jelasnya.