INDODAILY.CO, CIAMIS — Novi, perempuan 44 tahun asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat sudah tidak lagi bolak-balik ke puskesmas dan ke dokter sukarjo Tasikmalaya, untuk kontrol dan minum obat karena kini ia sudah sembuh dari tuberkulosis.
Keberhasilan Novi ini karena ketekunannya mengonsumsi obat secara teratur selama satu tahun, sehingga berhasil membunuh bakteri tuberculosis TBC rasistant obat (RO) jenis multidrug rasistant (MDR) yang sempat bersarang di tubuhnya.
“Saat pengobatan itu terasa (capek), tapi demi keluarga, semangat saya untuk sembuh jadi dipaksain,” ucap Novi saat ditemui Health Indodaily.co di kediamannya di Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (23/10/2022).
Novi menceritakan setelah ia terdiagnosa tuberkulosis pada tahun 2020, dirinya langsung dirujuk ke dokter sukarjo Tasikmalaya oleh Puskesmas Imbanagara, karena TBC nya sudah RO, di Ciamis sendiri belum ada alat ataupun obatnya untuk penanganan TBC RO.
“Tentu setiap satu bulan sekali saya diantar oleh Petugas Puskesmas Imbanagara untuk kontrol dan berobat ke Dokter Sukarjo Tasikmalaya,” ujar Novi.
Penyakit tuberculosis (TBC) ini, bisa menular dari manusia ke manusia lainnya, salah satunya melalui partikel kecil dari mulut saat si pengidap batuk. Microbakterium ini akan terbang terbawa udara dan menempel di orang lain, maka dari itu orang dengan TBC harus selalu mengenakan masker, dan saat batuk ditutup dengan siku tangan.
Dipaparkan Novi, dirinya pun diduga penularan dari orang lain, sebab kalau dari faktor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sepertinya tidak mungkin. Dia sering berolahraga, makan sedikit teratur dan kondisi rumah pun bisa dikatakan bagus, ada sirkulasi udaranya dan tidak lembab.
Gejala awal yang dialami Novi adalah mengalami batuk panjang hingga dua bulan, disertai penurunan berat badan yang signifikan. Akhirnya, Novi berani memeriksakan dirinya ke puskesmas terdekat dibantu oleh kader TBC Ayie.
“Awal-awal itu saya minum obat sampai 21 butir, terus obatnya gede-gede lagi, dan itu diminum setiap hari. Acap kali minum obat pasti didorong pakai buah pisang supaya lancar, karena selain gede obatnya itu bau,” ungkapnya.
Tapi karena tekad yang kuat, Novi tidak menyerah dengan obat-obatan yang sangat menjengkelkan baginya, Dia tak pernah berhenti minum obat demi kembali sembuh dan bahagia bersama keluarganya. Hingga setelah satu tahun pengobatan, Novi dinyatakan negatif oleh dokter pada tahun 2021.
“Tapi walaupun sudah negatif, sampai sekarang saya selalu kontrol setiap enam bulan sekali ke dokter sukarjo,” tandasnya.