INDODAILY.CO, PALEMBANG, —- Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, melakukan kunjungan kerja ke pabrik pengolahan santan milik PT YSK KOS di Pegayut, Kabupaten Ogan Ilir, pada Jumat (10/10).
Kunjungan ini bertujuan memastikan penerapan standar perkarantinaan sekaligus mendorong penguatan industri olahan kelapa sebagai komoditas ekspor unggulan dari Sumatera Selatan.
Sahat menegaskan pentingnya produk dipastikan kesehatan dan bebas dari OPT serta sesuai dengan persyaratan negara tujuan. Setiap komoditas ekspor harus dipastikan sehat, aman, dan layak konsumsi.
Hal tersebut penting, untuk meningkatkan daya saing di pasar global. Selain itu, Sahat mendorong hilirisasi agar komoditas kelapa tidak hanya diekspor dalam bentuk mentah.
“Kita harus mengolah kelapa terlebih dahulu sebelum diekspor. Produk turunan seperti santan memiliki nilai tambah dan membuka peluang yang besar,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa setiap produk ekspor harus disertifikasi dari daerah asalnya, termasuk penerbitan Certificate of Origin dari Sumatera Selatan, untuk memastikan ketertelusuran dan memperkuat identitas produk lokal di pasar internasional.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2025, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina Sumatera Selatan) mencatat total ekspor santan kelapa sebanyak 543.000 kilogram ke dua negara tujuan utama, yaitu China dan Hongkong. Dari jumlah tersebut, 525.000 kilogram dikirim ke China dan 18.000 kilogram ke Hongkong. Komoditas santan tersebut berasal dari kelapa unggulan Kabupaten Banyuasin.
Lebih lanjut, Sahat menekankan pentingnya kemitraan antara industri pengolahan dan UMKM lokal untuk memperluas dampak ekonomi. “Kita harus mendorong industri yang bermitra dengan UMKM agar dapat menyerap tenaga kerja dan memperkuat ekonomi daerah. Karantina tentunya siap mendukung melalui layanan sertifikasi kesehatan dan pengawasan yang cepat, tepat, dan terstandar,” tegasnya.
Perwakilan PT YSK KOS, Andi menyampaikan apresiasi atas pendampingan Badan Karantina Indonesia dalam proses sertifikasi ekspor. Menurutnya, dukungan dan bimbingan teknis dari Karantina Sumsel sangat membantu menjaga mutu dan kepercayaan pembeli di luar negeri terhadap produk santan asal Sumatera Selatan.
Melalui kunjungan ini, Badan Karantina Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat Sumatera Selatan sebagai sentra ekspor produk kelapa olahan nasional, sekaligus mendukung hilirisasi.
Langkah ini sejalan dengan semangat “Karantina Menjaga Negeri”, melindungi sumber daya hayati, menjamin perdagangan yang sehat, dan mendorong kesejahteraan masyarakat melalui ekspor berkelanjutan.
Dalam kegiatan tersebut, Sahat didampingi oleh Deputi Bidang Karantina Tumbuhan Bambang, Direktur Standar Karantina Tumbuhan Adnan , Direktur Tindakan Karantina Tumbuhan Abdul Rahman, serta Kepala Karantina Sumatera Selatan Sri Endah Ekandari.
Turut hadir Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Gubernur Sumatera Selatan Zulkarnain, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Selatan Ruzuan Effendi serta Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Jason Gunawan.
Sinergi lintas instansi ini menjadi bagian dari upaya memperkuat rantai pasok dan memastikan kelancaran ekspor produk pertanian yang aman dan berkualitas.