PALEMBANG, INDODAILY.CO – Limbah cair yang masih menghantui lingkungan di dunia adalah pembuangan minyak jelantah, atau minyak bekas masakan ke alam, yang bisa berdampak buruk pada kerusakan lingkungan. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak tahu dengan efek buruk pembuangan asal-asalan minyak jelantah, baik dari pembuangan air cucian hingga langsung ke tanah.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di minyak dan gas (migas), Pertamina Patra Niaga bergerak untuk memanfaatkan minyak jelantah, untuk mengurangi paparan limbah yang merusak lingkungan.
Salah satu langkah konkritnya dengan menghadirkan UCOllect Box di dua titik di Sumatera Selatan (Sumsel), yakni di kawasan pabrik Pertamina Plaju Palembang dan daerah Sungai Gerong Kabupaten Banyuasin Sumsel.
Thariq Miswary, Enviro Officer RU II Pertamina Plaju berkata, UCOllect Box adalah hasil kolaborasi antara Pertamina Patra Niaga dan Noovoleum, yang merupakan perusahaan yang berfokus pada pengelolaan dan solusi pengumpulan limbah minyak jelantah (used cooking oil) untuk diolah menjadi energi terbarukan, yang berbasis Artificial Intelegence (AI).
Dia berkata, alat tersebut pertama kali diluncurkan di Pulau Jawa dan kini sudah dihadirkan di Pertamina Palembang. Dengan kehadiran UCOllect Box ini, menjadi cara Pertamina untuk mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan minyak jelantah dan keuntungan yang bisa didapatkan.

Untuk tahap awal, UCOllect Box menyasar kawasan Pertamina RU III Plaju Palembang, terutama para karyawan dan pengelola kantin yang kebingungan membuang minyak jelantah selama ini.
“Minyak jelantah di Pertamina RU III Plaju Palembang memang kurang terkelola dengan baik. Sehingga kita hadirkan UCOllect box untuk manfaat ke karyawan dan masyarakat sekitar secara langsung. Jika dibuang ke lingkungan, bisa mencemari air dan tanah,” katanya, Sabtu (25/10/2025).
Untuk memanfaatkan UCollect Box, cukup dengan membawa minyak jelantah yang sudah disaring. Penyetorannya sendiri didaftarkan terlebih dahulu di aplikasi MyPertamina dan U-Collect, dan nantinya bisa ditukar dengan e-money atau saldo sebesar Rp6.000/liternya.
Dia berkata, sistem UCOllect Box sendiri akan menyaring cairan yang dimasukkan ke dalam tabung lalu akan memisahkan antara minyak jelantah atau bukan. Nanti minyak jelantah yang sudah disaring akan didistribusikan ke tabung yang lebih besar.
“Hasilnya nanti terkumpul, akan dikirim ke unit pengolahan Pertamina di Cilacap, yang akan diolah menjadi campuran avtur. Proses pemurnian di sana menggunakan sistem Sustainable Aviation Fuel (SAF),” ungkapnya.
Yetti Andriati (39), pengelola Dapur Koperasi Wanita Petra (KWP) RU III Plaju menjadi salah satu orang yang memanfaatkan keberadaan UCollect Box di Pertamina Plaju Palembang. Dia mengumpulkan minyak jelantah dari sisa memasak di dapur KWP sebanyak 14,93 liter.
Minyak tersebut dikumpulkan selama seminggu dan disaring agar tidak ada lagi kotoran yang masuk, saat minyak jelantah disetorkan ke UCollect Box. Dengan langkah ini, dia tidak kebingungan lagi untuk membuang limbah minyak jelantah bekas masakan.
“Kalau uang dari hasil setorannya, akan saya gunakan untuk kebutuhan dapur. Kegiatan seperti ini sangatlah positif, dan saya akan mengajak keluarga dan tetangga agar peduli dengan lingkungan. Ya, salah satunya dengan mengumpulkan minyak jelantah untuk diproses dan berguna,” katanya.

Zainal Fanani, Wakil Dekan II FMIPA Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya Sumsel yang juga dosen di FMIPA Kimia Unsri mengapresiasi langkah Pertamina yang turut memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bio-avtur.
Karena minyak jelantah itu mengandung asam lemak, paling banyak Asam Stearat, rantainya adalah C16H37O. Untuk mnejadi bahan bakar, HO harus dihilangkan dengan memotong rantai asam lemak atau cracking.
“Asam lemak harus kita potong (cracking), kita kurangi dan hilangkan oksigennya, tinggal rantai panjangnya saja. Kalau cracking lebih kecil maka menjadi avtur. Tinggal didestilasi, maka akan terbentuk avtur murni atau bensin murni. Namuntergantung titik-titik dari kita pisahkan dengan pemisahannya destilasi bertingkat sesuai dengan temperature,” ujarnya.
 
									
 
													





















