INDODAILY.CO, PALEMBANG – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palembang mengungkapkan keprihatinannya dan mempertanyakan latar belakang serta sumber pendanaan dari Polda Sumsel terkait pembentukan Rumah Kebangsaan Sumsel.
Dalam sebuah pernyataan resmi, HMI Cabang Palembang menyampaikan kekhawatiran mereka terkait transparansi, akuntabilitas, dan potensi campur tangan lembaga kepolisian dalam proyek tersebut, pada Kamis (15/6/2023).
Ketua HMI Cabang Palembang, Chandra didampingi Sekretaris Umum M.Nurhadi Muliah dan Bendahara Umum Putra Ikhtiar Iman menyatakan bahwa HMI merasa perlu untuk bertanya-tanya mengenai tujuan sebenarnya di balik pembentukan Rumah Kebangsaan Sumsel dan bagaimana Polda Sumsel menjadi sumber pendanaan proyek tersebut.
Dikatakan Chandra, bahwa Rumah Kebangsaan Sumsel telah menjadi perbincangan di masyarakat dan pemerintah daerah dengan tujuan membangun tempat berkumpul yang mempromosikan semangat persatuan dan kesatuan, serta memperkuat identitas nasional.
Namun, keterlibatan Polda Sumsel dalam pendanaan proyek tersebut menjadi perhatian HMI Cabang Palembang.
“Kami menganggap perlu untuk menanyakan keterlibatan Polda Sumsel dalam pembentukan Rumah Kebangsaan Sumsel. Apa tujuan sebenarnya dari keterlibatan mereka dan bagaimana hal ini berkaitan dengan tugas utama kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban publik,” ujar Chandra.
Menurut Chandra, pihaknya berpendapat bahwa lembaga kepolisian seharusnya fokus pada tugas pokoknya dan tidak terlibat dalam proyek-proyek yang mungkin memunculkan pertanyaan tentang netralitas dan independensi mereka.
Chandra menyebut, bahwasanya mereka menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik serta menjaga agar tidak ada kepentingan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan.
“Kami meminta pihak Polda Sumsel dan instansi terkait untuk memberikan penjelasan yang jelas dan transparan mengenai asal-usul pendanaan proyek Rumah Kebangsaan Sumsel. Mereka berharap agar ada kejelasan mengenai apakah pendanaan tersebut berasal dari anggaran resmi Polda Sumsel atau ada sumber pendanaan lain yang perlu diungkapkan kepada masyarakat,” tegas Chandra.
Dalam semangat penegakan keadilan dan transparansi, HMI Cabang Palembang mengajak pihak terkait untuk merespons pertanyaan dan kekhawatiran mereka secara sungguh-sungguh.
HMI Cabang Palembang juga siap melanjutkan pemantauan proyek Rumah Kebangsaan Sumsel dan memastikan bahwa hak-hak masyarakat dan mahasiswa tetap dihormati dan dilindungi.
“Kami berharap agar pihak terkait memberikan penjelasan yang memadai untuk menghilangkan keraguan dan kekhawatiran yang ada di kalangan masyarakat terkait tujuan sebenarnya dan asal-usul pendanaan proyek Rumah Kebangsaan Sumsel,” ulas Chandra.
Tidak hanya itu, HMI cabang Palembang menilai bahwa disinyalir dengan hadirnya rumah kebangsaan ini merupakan salah satu upaya untuk membelenggu para aktivis mahasiswa, mempersempit ruang gerak serta di anggap akan melemahkan gerakan mahasiswa ke depan.
“Sebab segala bentuk aktivitas dan program-program kritik terhadap kebijakan-kebijakan di republik ini nanti akan selalu di hantui oleh intervensi serta pengaruh-pengaruh dari luar,” imbuhnya.
HMI Cabang Palembang memiliki 29 komisariat yang tersebar di kampus-kampus di delapan Kabupaten/Kota di Sumatera Selatanz yang dinaungi oleh HMI Cabang Palembang, serta pihaknya merupakan Himpunan Mahasiswa Islam tertua di Indonesia.
“HMI merupakan organisasi yang selalu menjaga marwah independensi etis dan independensi organisatoris demi memperkuat internal serta eksternal dalam mengawal kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat nantinya,” tutup Chandra.
Diketahui, Kapolda Irjen Pol A Rachmad Wibowo meresmikan 2 rumah Kebangsaan Ampera, yang pertama untuk Cipayung Plus Sumsel di jalan Prof Dr Soepomo Kebun Jeruk Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning Palembang.
Kedua, untuk Mahasiswa Nusantara Indonesia Sumsel di jalan Dempo Dalam Kelurahan Kepandean Kecamatan IT I Palembang, pada Kamis (15/6/2023) siang.