Para Pedagang Pasar Kuto Tolak Pembongkaran dan Relokasi Pasar

Ketua Pedagang Penguyuban Pasar Kuto, Alex Samsudin didampingi  anggota Pedagang Penguyuban Pasar Kuto Beni dan Rendi
Ketua Pedagang Penguyuban Pasar Kuto, Alex Samsudin didampingi  anggota Pedagang Penguyuban Pasar Kuto Beni dan Rendi

INDODAILY.CO, PALEMBANG — Beberapa pedagang Pasar Kuto Palembang menolak pembongkaran dan relokasi pasar ke bawah Jembatan Musi IV Palembang. Salah satunya disampaikan salah satu pedagang sayur di Pasar Kuto PalembangSri Murniati (40th).

Ia mengaku tidak setuju dengan pembongkaran pasar Kuto ini.

“Saya pengennya direnovasi, diperbaiki saja tapi tetap pemerintah yang mengambilnya jangan pihak ketiga karena pasar Kuto ini termasuk di wilayah kampung pemukiman warga,” katanya.

Sementara tempat terpisah, Pedagang Ikan, Didi merasa pesimis dengan wacana renovasi Pasar Kuto.

“Kalau mau direnovasi, di perbaiki, kami setuju saja dan seluruh pedagang juga setuju, tapi kami menolak keras kalau memang pasar ini mau dibangun sampe 2-3 tingkat, sedangkan setingkat saja sepi gimana sampai 3 tingkat. Perbaiki saja apa yang ada, tinggal atur penataannya,” ujar dia.

Bacaan Lainnya

Di tempat yang sama, pedagang daging, Saparudin mengaku tidak sepakat dengan pembongkaran pasar tersebut.

“Saya tidak setuju itu, karena pertama lahan parkir mudah, di sini langganan sudah tahu dimana parkir kapan waktunya, jam berapa, kalau pindah kesana gimana ya, kurang dan menurut saya di pertahankan saja di pasar kuto ini, seharusnya di renovasi saja jadi ada yang bocor-bocor,”t uturnya.

Di tempat terpisah Ketua Pedagang Penguyuban Pasar Kuto, Alex Samsudin didampingi  anggota Pedagang Penguyuban Pasar Kuto Beni dan Rendi mengungkapkan persoalan yang sedang dihadapi para pedagang tersebut, menolak keras hal tersebut.

“Kami mempertanyakan kenapa setiap di akhir jabatan Walikota Palembang pasar ini ada saja gejolaknya, melalui pengacara dan kami Paguyuban mewakili para pedagang memohon kepada Bapak Presiden Jokowi tolong pantau pasar yang ada di Palembang ini terutama pasar kuto, sebab pasar Kuto ini kan pasar tradisional bukan pasar modern,” ungkapnya.

Menurutnya, Jam 09.00 atau jam 10.00 pasar kuto ini sudah sepi jika pihak ketiga yang mengelola pasar pasti ada hitungan untung-ruginya karena hitung-hitungannya bisnis, tapi kalau melalui PD pasar paling tidak bayar untuk retribusi bulanan dengan tahunan saja.

“Kalau pihak ketiga yang mengelola pedagang tidak mau karena pasti menggunakan sistem kontrak, tapi kalau masih hak milik para pedagang siap. Saat ini lapak milik pedagang cuma tidak bisa dijual belikan, hak pakai,” bebernya.

Alex menambahkan bahwa wacana pasar kuto akan dibongkar berdasarkan informasi PD Pasar Rizal dari bulan 3 dan sekarang sudah bulan 5. para pedagang masih menunggu apabila mereka masih kuat mau bongkar pasar ini melalui PT para pedagang siap demo. Jumlah pedagang Pasar Kuto kurang lebih 300 lapak, dan terdengar kabar pedagang akan di pindahkan (Relokasi) dibawah Musi 4 dekat sungai.

“Mungkin biar enak buang sampahnya langsung kesungai saja, kalau kami di situ agak keberatan jika mau di renov, dibaguskan, kami menerima. Tapi apabila kabar dari PT mau di buat 3 lantai pastinya bayar mahal, untuk hitungan bisnis tidak mungkin PT mau rugi,” tuturnya.

Pihaknya sangat menyayangkan dan menolak keras alrencana relokasi dan renovasi pasar, pihaknya sudah menghadap ke PD Pasar dari tahun 2013, sudah ke Dewan bahkan ke Wali Kota Palembang.

“Kami minta sampaikan kepada Bapak Presiden Jokowi, kalau bisa pemerintah saja yang mengelola pasar ini jangan pihak ketiga, bohong kalau PD pasar itu tidak ada uang untuk membangun tapi kita tidak tahu ada apa,” pungkasnya. (Ocha)

Pos terkait