Pasar Gunung Megang Kembali Ramai di Hari Kelima Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok Masih Tinggi

Pasar tradisional Gunung Megang masih ramai di hari kelima Lebaran. Warga memanfaatkan libur untuk belanja kebutuhan dapur, dari sayuran hingga kebutuhan sehari-hari. Aktivitas jual beli tetap berlangsung di bawah tenda sederhana, mencerminkan kuatnya ekonomi pasar rakyat saat Idulfitri, Jumat (4/4/2025). Foto : Widyah Malika / Mhs UIN Raden Fatah Palembang.

INDODAILY.CO, MUARA ENIM – Aktivitas jual beli di Pasar Tradisional Gunung Megang, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, mulai menggeliat kembali pada hari kelima Idulfitri, Jumat (4/4/2025). Meskipun masih dalam suasana Lebaran, masyarakat tampak antusias berbelanja kebutuhan pokok. Pasar yang hanya beroperasi setiap hari Jumat dari subuh hingga siang hari itu dipenuhi oleh penjual dan pembeli sejak pagi.

Kepadatan pengunjung menunjukkan bahwa roda ekonomi masyarakat mulai bergerak setelah libur panjang. Namun, tingginya antusiasme belanja tidak sebanding dengan kondisi harga di lapangan. Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi dan belum kembali ke tingkat normal seperti sebelum Ramadan.

Ratna, seorang warga yang datang berbelanja di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa meskipun pasar terlihat semarak, harga-harga masih membuat masyarakat mengeluh.

“Hari ini pasar sudah ramai lagi, tapi harga-harga masih tinggi. Beberapa barang memang turun, tapi tidak banyak,” ujarnya saat ditemui.

Salah satu komoditas yang masih menunjukkan harga tinggi adalah ayam potong. Jika menjelang Lebaran harganya sempat menembus Rp65.000 per ekor, kini hanya turun sedikit menjadi Rp60.000. Penurunan tersebut dinilai belum cukup membantu masyarakat yang harus menyesuaikan pengeluaran usai perayaan Lebaran.

Bacaan Lainnya

Hal serupa juga dirasakan Suci, pembeli lainnya yang mengeluhkan harga sayuran. Menurutnya, harga komoditas seperti kentang, wortel, tomat, dan bawang masih jauh dari harga normal.

“Kentang dan wortel sekarang Rp16.000 per kilogram, padahal biasanya hanya Rp12.000. Tomat masih Rp10.000, biasanya Rp6.000. Cabe merah juga belum turun, masih Rp40.000, dan bawang merah masih tinggi di Rp55.000 per kilogram,” jelasnya.

Para pedagang sendiri menyebutkan bahwa tingginya harga disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pasokan yang belum stabil serta tingginya permintaan selama dan sesudah Lebaran. Proses distribusi barang dari daerah penghasil ke pasar lokal juga memengaruhi harga di tingkat pedagang.

Meski demikian, aktivitas pasar tetap berjalan semarak. Para pembeli terlihat memadati lapak-lapak pedagang, baik di area utama maupun lorong-lorong pasar. Banyak warga memanfaatkan momentum hari pasar untuk melengkapi kebutuhan rumah tangga yang mulai menipis setelah digunakan selama perayaan Idulfitri.

Pasar Gunung Megang, sebagai salah satu pusat ekonomi lokal, memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat di wilayah ini. Hari pasar yang bertepatan dengan momen Lebaran memberikan dampak positif terhadap perputaran ekonomi di tingkat desa dan kecamatan.

Masyarakat berharap harga kebutuhan pokok bisa segera turun dan kembali stabil. Terutama karena sebagian besar dari mereka harus kembali menata keuangan setelah pengeluaran besar selama Ramadan dan Lebaran.

Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan pemantauan lebih intensif terhadap fluktuasi harga serta memastikan kelancaran distribusi bahan pangan. Dukungan dari pihak terkait juga diperlukan untuk menjaga kestabilan ekonomi masyarakat, terutama di daerah pedesaan seperti Gunung Megang.

Pos terkait