Pemprov Sumsel Mulai Proses Refleksi dan Evaluasi RPJPD 2005-2025

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Sumsel S.A. Supriono (Dok. Humas ICRAF / Indodaily.co)
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Sumsel S.A. Supriono (Dok. Humas ICRAF / Indodaily.co)

Palembang, Indodaily.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) memulai proses evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 dan penyusunan rencana pembangunan daerah untuk 2024-2026.

Proses evaluasi yang dimandatkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 86 Tahun 2017, yang dimulai dengan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD).

Kegiatan tersebut guna menghimpun aspirasi dari berbagai pihak termasuk organisasi perangkat daerah, akademisi, dan para pemangku kepentingan lain.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Sumsel S.A. Supriono dalam sambutannya mengatakan, RPJPD Sumsel memiliki visi Sumsel Unggul dan Terdepan, dengan 4 (empat) misi.

Yakni menjadikan Sumsel sebagai penggerak ekonomi regional dan meningkatkan pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam (SDA) guna penyediaan sumber energi dan pangan yang berkelanjutan.

Bacaan Lainnya

Lalu, meningkatkan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan meningkatkan kapasitas manajemen kepemerintahan.

“Tahun 2024 merupakan tahun transisi yang harus disikapi dengan penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) bagi daerah, dengan berakhirnya masa jabatan kepala daerah pada tahun 2023,” katanya, Senin (7/11/2022).

Hal tersebut bertujuan menjadi jembatan untuk penyusunan dokumen rencana kerja pemerintah daerah, di mana dokumen tersebut akan dipergunakan sebagai pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Menurutnya, hal tersebut penting bagi perangkat daerah melakukan pemetaan terhadap semua permasalahan dan potensi yang ada. Agar bisa menggambarkan peran optimal perangkat daerah.

“Ini juga untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan provinsi dan dalam penyusunan rencana strategis daerah,” katanya.

Untuk memastikan diskusi yang komprehensif dan obyektif, narasumber dari Bappenas, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), BPS Sumsel, Bank Indonesia Perwakilan Sumsel serta Universitas Sriwijaya (Unsri), hadir untuk memberikan pemaparan sebagai pengantar diskusi membedah capaian target sasaran dari RPJPD 2005-2025.

Selain catatan refleksi 20 tahun RPJPD, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel Regina Ariyanti menyampaikan, kegiatan evaluasi dan refleksi rencana kerja 2005-2025 akan mengulas tantangan dan rekomendasi, untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang ke depan.

Kepala Bappeda Sumsel juga menyampaikan capaian indikator makro Sumsel, hingga pertengahan tahun 2022.

Yakni, pertumbuhan ekonomi terus pulih setelah terkontraksi akibat pandemi COVID-19, dengan pertumbuhan sebesar 5,18 persen dan perlu dioptimalisasi untuk penuhi target 5,6 persen – 6,3 persen pada akhir tahun.

“Tingkat pengangguran terbuka pada Februari sebesar 4,74 persen, sedangkan target akhir tahun 3,45 persen – 4,47 persen,” ujarnya.

Lalu, tingkat kemiskinan pada Maret 2022 menurun menjadi 11,90 persen dan telah mencapai target 2022 pada kisaran 11,94 persen – 12,77 persen.

Serta Indeks pembangunan manusia (IPM) tahun 2021 sebesar 70,24 poin, perlu dioptimalisasi pada tahun 2022 untuk memenuhi target sebesar 72,42 poin.

“Gini ratio pada Maret 2022 menurun menjadi 0,339 poin, sehingga telah mencapai target 2022 sebesar 0,352 poin,” ungkapnya.

Peserta proses evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 dan penyusunan rencana pembangunan daerah untuk 2024-2026 (Dok. ICRAF / Indodaily.co)
Peserta proses evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 dan penyusunan rencana pembangunan daerah untuk 2024-2026 (Dok. ICRAF / Indodaily.co)

Selain indikator makro tersebut, dua indikator penting lainnya adalah Indeks Desa Membangun dan prevalensi balita stunting. Untuk Indeks Desa Membangun Sumatera Selatan jumlah desa berkembang dan maju meningkat sebanyak 2.46 desa berkembang (75,22 persen) dan 500 desa maju (17,53 persen).

Sedangkan prevalensi balita stunting pada tahun 2021 menurun menjadi 24,8 persen, dari tahun 2019 sebesar 28,98 persen.

Dia mengatakan, RPJPD periode 2025-2045 perlu disusun dengan lebih baik dengan visi dan misi yang baik. Serta dapat diturunkan menjadi beberapa agenda, dengan sasaran pokok yang dilengkapi dengan indikator yang jelas dan terukur.

“Bersifat partisipatif, melibatkan peran aktif banyak pihak atau multistakeholder, rencana pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung lahan dan lingkungan,” ujarnya.

Regina mengingatkan bahwa tepat pada November 2024, akan diadakan pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia. Sehingga rancangan awal RPJPD 2025-2045 diharapkan bisa menjadi acuan bagi para bakal calon kepala daerah dan diletakkan di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Kegiatan evaluasi yang akan berlangsung hingga Selasa (8/11/2022) diselenggarakan di Hotel Aryaduta, turut didukung oleh World Agroforestry (ICRAF) Indonesia melalui proyek penelitian aksi Sustainable Landscape for Climate Resilient-Livelihoods (Land4Lives).

Dalam kegiatan tersebut, diberikan pendampingan teknis terkait daya dukung lingkungan terhadap rencana pembangunan daerah Sumsel.

 

 

Pos terkait