INDODAILY.CO, PALEMBANG – Di tengah perkembangan zaman, masyarakat Kota Palembang, Sumatera Selatan, masih mempertahankan tradisi besanjo saat Lebaran. Tradisi turun-temurun ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan keluarga, tetangga, dan warga sekitar dengan saling berkunjung dari rumah ke rumah.
Besanjo, yang dalam bahasa Palembang berarti bertamu atau bersilaturahmi, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Idulfitri maupun Iduladha. Masyarakat setempat meyakini bahwa tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu, sejalan dengan sejarah panjang Palembang sebagai salah satu kota tertua di Indonesia.
Warisan Budaya yang Terus Hidup
Yuli (39), warga Karanganyar, Palembang, menjelaskan bahwa besanjo tidak hanya dilakukan pada hari pertama Lebaran, tetapi bisa berlangsung hingga seminggu setelahnya, selama suasana Idulfitri masih terasa.
“Biasanya, kami mengunjungi rumah keluarga yang lebih tua terlebih dahulu, seperti orang tua, kakek, nenek, atau saudara sepuh. Setelah itu, barulah kami bertamu ke rumah tetangga dan teman-teman,” ujarnya.
Selain menjadi ajang mempererat tali silaturahmi, besanjo juga identik dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada anak-anak sebagai bentuk berbagi kebahagiaan di hari kemenangan. “Anak-anak paling senang karena saat besanjo mereka sering menerima uang Lebaran dari keluarga dan kerabat,” tambah Yuli.
Mempererat Persaudaraan dan Nilai Sosial
Tak hanya sekadar berkunjung, besanjo juga menjadi momen untuk menikmati berbagai hidangan khas Lebaran, seperti pempek, kue maksuba, kue lapis, dan beragam makanan tradisional lainnya yang disajikan oleh tuan rumah. Suasana kehangatan dan kebersamaan inilah yang menjadikan tradisi ini tetap lestari di tengah modernisasi.
Sosiolog dari Universitas Sriwijaya, Dr. Rudiansyah, menyebutkan bahwa tradisi besanjo memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan sosial di masyarakat.
“Di era digital seperti sekarang, tradisi ini menjadi pengingat pentingnya interaksi langsung dalam kehidupan sosial. Besanjo bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi juga simbol persaudaraan dan kebersamaan yang harus dijaga,” jelasnya.
Meski zaman terus berubah, masyarakat Palembang tetap berupaya melestarikan besanjo sebagai salah satu warisan budaya yang mempererat hubungan antargenerasi. Dengan semangat kebersamaan dan nilai sosial yang kuat, tradisi ini diyakini akan terus bertahan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Sumatera Selatan.