Minim Pengetahuan, Orang dengan TBC di Ciamis Naik dari SO ke RO! Ini Ceritanya

INDODAILY.CO, CIAMIS — TBC merupakan penyakit menular yang bisa disembuhkan, akan tetapi ada beberapa tingkatan penyembuhan bagi orang dengan TBC.

Orang dengan TBC sensitif obat (SO) membutuhkan enam bulan pengobatan, dan untuk tingkatan TBC resistens obat (RO) membutuhkan waktu pengobatan hingga dua tahun.

Diantar Petugas Puskesmas Baregbeg, Health Indodaily.co menemui orang dengan TBC RO di rumahnya yang berada di Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (19/10/2022).

Aan sar’an, pria berusia 25 tahun yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang jualan ayam keliling tinggal di sebuah pedesaan. Dari luar terlihat rumahnya bersih, dan pentilasi udaranya ada.

Dia tinggal berdua di rumah bersama istrinya, saat ini Dia bercerita bahwa istrinya sedang mengandung. Melihat kondisi rumahnya yang cukup bagus dan bersih, keluarga ini jauh dari kata “Tidak Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat” (PHBS).

Bacaan Lainnya

Aan mengatakan, dirinya mulai terpapar TBC saat bekerja di daerah bekasi pada tahun 2020, ada kemungkinan menular dari orang lain. Gejala awal yang dirasa adalah batuk-batuk lebih dari dua minggu, kaki kesemutan, dan sering keringat malam. Semakin lama badan mulai drop, sering mudah lelah dan berat badan menurun. Saat dicek ke dokter ternyata Dia positif TBC SO.

“Saya mulai melakukan pengobatan kepada dokter swasta yang ada di Tasikmalaya, tidak melalu puskesmas atau rumah sakit umum daerah di Kabupaten Ciamis, karena saya pikir kalau ke dokter swasta bisa lebih cepat sembuh,” ucap Aan.

Saat terpapar TBC SO, Aan tidak mengetahui kalau obat-obatan untuk TBC itu melalui puskesmas, RSU ataupun dokter swasta sama saja, tidak ada bedanya, dan untuk tingkat pengobatannya sama yaitu enam bulan.

Selama pengobatan, Aan harus kontrol sambil menebus obat satu bulan sekali ke dokter swasta Tasikmalaya. Hingga akhirnya dengan faktor biaya yang mahal, akhirnya dia tidak melanjutkan untuk kontrol dan pengobatan karena sudah merasa membaik. Padahal kata Dia itu baru lima bulan, belum genap enam bulan sesuai waktu yang ditentukan dokter.

“Nah karena saya berhenti berobat karena merasa sudah sembuh dan faktor biaya yang mahal, saya tidak melanjutkan pengobatan. Untuk sekali kontrol dan menebus obat ditambah transportasi ke dokter swasta itu saya bisa menghabiskan biaya 900 ribu sampai 1 juta rupiah,” ungkapnya.

Pada tahun 2022, Aan merasakan kalau penyakit menular TBC itu kambuh lagi. Dengan gejala yang sama batuk-batuk ditambah nafas sesak dan berat badan kembali menurun. Akhirnya karena minimnya biaya, Dia memberanikan diri untuk cek ke Puskesmas Baregbeg.

Hasil dari tes tersebut, Aan positif TBC RO, artinya tingkat kekebalan bakterinya naik yang sebelumnya SO menjadi RO dengan pengobatan lebih lama yaitu 2 tahun.

“Karena bertekad ingin sembuh dari penyakit ini, saya sekarang mengikuti prosedur dan peraturan untuk penyembuhan TBC RO ini dari puskesmas baregbeg, saya mengikuti arahan dari petugasnya, dan alhamdulilah untuk pengobatannya gratis,” papar Aan.

Saat ini Aan menjalani pengobatan ke dokter sukarjo Tasikmalaya dengan dibantu Puskesmas Baregbeg. Sehingga, Dia bisa terus rutin melakukan kontrol dan meminum obat setiap hari untuk berjuang kesembuhan dari penyakit TBC RO.

Pos terkait