Termiskin Nomor 2 di Sumsel, IMOKI Kirim Karangan Bunga Depan Kantor Pemkab OKI

INDODAILY.CO, OKI — Ikatan Mahasiswa Ogan Komering Ilir (IMOKI) mengirimkan karang bunga di halaman depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI, berisi kritik bertuliskan selamat sukses untuk Bupati OKI telah menjadikan Kabupaten OKI termiskin nomor 2 di Provinsi Sumatera Selatan, Rabu, (03/05/2023).

Sebelumnya pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten OKI yang dikenal dengan sebutan ISO ini membawa optimisme baru untuk menuntaskan visi Ogan Komering Ilir yang lebih maju, mandiri dan sejahtera (Mandira) berlandaskan iman dan taqwa.

Pada kenyataannya, karang bunga yang disampaikan langsung oleh wadah organisasi mahasiswa OKI di halaman depan kantor Pemkab OKI merupakan wujud ekspresi membuka lebar mata masyarakat terkait problema bahwa persentasi angka kemiskinan di OKI belum mencapai sejahtera.

Ketua Umum IMOKI Andi Leo ST mengatakan, pihaknya mengirim karang bunga di halaman depan kantor Pemkab OKI sebagai simbol motivasi kepada pihak jajaran pemerintahan di Kabupaten OKI agar bekerja lebih keras lagi.

“Kami ikatan mahasiswa OKI memberikan karangan bunga terhadap Bupati OKI simbol Pemerintahan dari Kabupaten itu sendiri, semoga dengan dikirimnya karangan bunga tersebut dapat memotivasi Pemkab OKI untuk bekerja lebih keras lagi serta berdampak nyata dirasakan langsung oleh masyarakat secara langsung, dengan masih banyaknya masyarakat miskin di OKI membuktikan bahwa kesenjangan sosial masih terjadi,” kata Andi.

Bacaan Lainnya

Andi juga menuturkan, bukan hanya motivasi saja, pihaknya juga berharap kedepannya pihak Pemkab OKI agar lebih berinovasi dalam beberapa bidang mulai dari ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan menciptakan lapangan kerja serta memperhatikan pendidikan dari tingkat TK sampai jenjang perkuliahan.

“Mungkin dengan rancangan berkelanjutan jangka panjang bisa membuat atau membekali masyarakat dengan pendidikan yang nantinya bisa berdaya saing sehingga masyarakat bisa mandiri dan terlepas dari jerat kemiskinan yang membelenggu selama ini,” tuturnya.

Andi menambahkan, adanya pencopotan karangan bunga oleh oknum Satpol PP Kabupaten OKI, pihaknya menilai bahwa Pemkab OKI dinilai anti kritik.

Kami menyayangkan oknum aparat yang melepaskan karangan bunga di depan halaman Pemkab OKI, jelas perbuatan itu seperti menjadi pembenaran bahwa Pemkab OKI anti kritik, meski kritikan tersebut bertujuan untuk membangun OKI lebih baik lagi.

“Cara berpikir yang kami anggap masi prematur dilakukan oleh oknum Pemkab OKI dalam menanggapi setiap kritikan atau saran dari masyarakatnya sendiri, terkhusus dari IMOKI, semoga kedepannya menjadi pembelajaran dan pendewasan bagi Pemkab OKI untuk mengambil tindakan dan keputusan dalam menyikapi kritikan. Saya yakin banyak orang pintar dan berintegritas serta profesional di dalam lingkaran olirgarki Pemkab OKI, sangat lucu baru dikirim papan bunga saja langsung di copot, ingat semua yang busuk akan berbau dan tercium meski disimpan atau ditutup-tutupi. Bekerjalah dan berbuatlah untuk rakyat jangan sampai menjadi musuh rakyat itu sendiri,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala BPS OKI Anugrahani, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022.

“Jika kita runut dari tahun 2020, kondisi kemiskinan di OKI terus menurun. Mulai dari 123,34 ribu jiwa (14,73 persen) di tahun 2020, turun menjadi 124,78 ribu (14,68 persen) tahun 2021, dan sekarang menurun menjadi 113,79 ribu (13,23 persen) tahun 2022,” kata Hani.

Menurut Hani hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) merupakan rujukan termutakhir saat ini untuk mengukur indikator di bidang Sosial dan Ekonomi seperti pendidikan, kesehatan, pengeluaran rumah tangga.

“Data hasil SUSENAS menjadi sandaran utama untuk perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Dirilis pada Maret 2022 lalu. Beberapa output penting lainnya yang dihasilkan dari SUSENAS diantaranya Angka Kemiskinan beserta komponennya dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta komponennya,” terang Hani.

Dari pengukuran Susenas Hani menerangkan angka kemiskinan di OKI turun sebanyak 1,45 persen poin. Yakni dari 14,68 persen pada 2021 menjadi 13,23 persen di 2022. Angka penurunan ini tambah dia menjadi salah satu intervensi penurunan kemiskinan tertinggi di Sumsel.

“Metodologi pengukuran survei menggunakan konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach, yang terdiri atas garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan nonmakanan (GKNM). Penurunan 1.45 persen salah satu tertinggi di Sumsel sehingga secara urutan Kabupaten OKI turun peringkat dari urutan ke 4 menjadi urutan ke-5 di Sumsel” terang dia.

Hani menambahkan ada beberapa faktor yang mendorong penurunan angka kemiskininan antara lain, Melandainya pandemi Covid-19 yang disusul mulai bangkitnya perekonomian masyarakat.

“Salah satu sektor pendongkrak perekonomian kabupaten OKI yakni pertanian yang berkontribusi signifikan.” tandasnya. (Ludfi)

Pos terkait