Tren QRIS Jadi Prestige, Manfaatkan Saldo e-Money Sampai Melek Teknologi

Gorengan TVRI menggunakan layanan transaksi nontunai QRIS yang dipasang di depan gerobaknya (Indodaily.co)
Gorengan TVRI menggunakan layanan transaksi nontunai QRIS yang dipasang di depan gerobaknya (Indodaily.co)

PALEMBANG, INDODAILY.CO – Sore hari di Jalan Puncak Sekuning Palembang Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan Ilir Barat I Palembang Sumsel, terlihat deretan jajanan rakyat yang cukup menggugah selera. Ada gorengan, telur gulung, pempek panggang, es teh dan lainnya.

Harga yang dijual juga cukup terjangkau di kalangan anak sekolah hingga orang dewasa. Para penjaja makanan menawarkan dagangannya mulai dari harga Rp1.000 per item. Harga yang tentu ramah di semua kantong masyarakat.

Namun ada yang unik dari salah satu gerobak penjual gorengan beraneka jenis. Penjualnya memasang kertas berlapis vinil bergambarkan kode Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS), dengan nama QRIS Gorengan TVRI, yang dipajang di depan kaca gerobaknya.

Saat mendatangi penjual gorengan tersebut, Iksan (23), tampak ramah melayani kehadiran awak Indodaily.co yang ingin menyicipi gorengan jualannya. Dia pun menanyakan mau jajan gorengan berapa banyak. Harga gorengan yang dijualnya cukup murah, untuk empat pieces makanan hanya dihargai Rp5.000 saja.

“Tapi kalau mau beli satu gorengan pun bisa, cukup bayar Rp1.500 saja. Bisa bayar pakai tunai atau pun scan barcode QRIS. Berapapun mau belanja, bisa kok bayarnya pakai QRIS,” ujarnya kepada Indodaily.co, Kamis (22/5/2025).

Bacaan Lainnya

Seolah masih tak percaya jika gorengan seharga Rp1.500 tersebut bisa dibayar dengan QRIS, akhirnya ada salah satu anak sekolahan yang datang ke gerobaknya. Dan benar saja, pelajar SMA itu hanya membeli 1 pc gorengan bakwan dan dibayarnya seharga Rp1.500 menggunakan scan QRIS dari aplikasi e-money dari ponselnya.

Iksan berkata, sudah beberapa bulan terakhir dia memasang barcode QRIS di gerobak jualannya. Awalnya dia ditawarkan sales Bank Mandiri untuk memasang QRIS menggunakan rekening Bank Mandiri yang sudah dia buka sejak beberapa tahun lalu.

“Prosesnya juga tak lama, sekitar 1 jam sudah selesai pendaftaran penggunaan QRIS dan langsung dipasangkan stiker QRIS untuk di awal, seminggu kemudian barulah saya dapat kertas barcode QRIS ukuran besar,” katanya.

Pembayaran melalui QRIS itu akan masuk ke saldonya, dan uang belanja para konsumen nanti akan disetornya ke owner gorengannya. Biasanya dalam sehari, penjualan bisa tembus hingga Rp300.000 hingga Rp500.000, baik dari transaksi tunai maupun nontunai.

Kebanyakan yang pakai QRIS adalah anak-anak sekolah, yang memanfaatkan sisa saldo e-money di ponselnya untuk jajan gorengan jualannya, yang buka dari pukul 10.00 WIB hingga sore hari.

Proses transaksi nontunai yang disediakan di Gerobak Sate Ayam & Gado Gado Lumayan (Indodaily.co)
Proses transaksi nontunai yang disediakan di Gerobak Sate Ayam & Gado Gado Lumayan (Indodaily.co)

Kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS juga dirasakan Muslikan (54), penjual sate ayam dan gado-gado dengan merek Lumayan di Jalan Bidar Kelurahan Lorok Pakjo Palembang. Sudah beberapa tahun dia memasang kode QRIS dari Bank Sumselbabel di gerobaknya.

Dilihat dari trennya, kebanyakan pelanggannya membayar pakai barcode QRIS adalah generasi Z, yang lebih update tentang perkembangan teknologi. Walau sudah berusia setengah abad, tapi Muslikan tak mau ketinggalan zaman.

“Sekarang zaman sudah canggih, makanya kita juga tidak mau ketinggalan pakai QRIS. Memang rata-rata anak muda yang lebih suka bayarnya pake QRIS. Tapi itu juga memudahkan kami menyimpan dana di rekening,” katanya.

Pembayaran nontunai yang masuk ke rekeningnya, sering digunakannya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di minimarket melalui sistem nontunai juga. Apalagi saat mudik ke Surabaya, dia dengan mudah mengisi electronic-tol (e-tol) dari saldo transaksi QRIS, untuk kebutuhan perjalanannya melintas di jalur tol.

“Untuk saya dan suami yang awalnya gaptek, sekarang jadi lebih tahu manfaat dari QRIS, jadinya lebih melek teknologi, tak kalah dengan anak muda sekarang. Juga tidak perlu pusing cari ATM yang sulit di kampung, karena sudah banyak juga orang jualan pakai QRIS,” ucapnya.

Lebih Keren Pakai QRIS

Transaksi pembayaran nontunai pakai QRIS di Kafe Kopi Lawas di Jalan Dwikora Palembang Sumsel (Indodaily.co)
Transaksi pembayaran nontunai pakai QRIS di Kafe Kopi Lawas di Jalan Dwikora Palembang Sumsel (Indodaily.co)

Tren penggunaan QRIS ternyata berpengaruh pada lingkungan pergaulan generasi Z masa kini. Bertransaksi menggunakan QRIS, seolah meningkatkan prestige kawula muda. Apalagi saat sedang nongkrong bareng teman-teman sekolah hingga di kafe-kafe kekinian di Palembang.

Tiar (15), pelajar SMA di Palembang mengaku sering beli jajanan di gerobak Gorengan TVRI ini dengan memanfaatkan sisa saldo e-money di aplikasi DANA di ponselnya. Biasanya aplikasi DANA tersebut dipakainya, untuk belanja kuota internet dan saldonya bersisa sedikit.

“Dapat jatah beli kuota mingguan, sering dikasih orangtua dengan cara transfer ke aplikasi DANA. Tapi kan masih ada sisa Rp1.000 atau Rp2.000. Daripada saldonya tidak terpakai, jadi saya sering jajan makanan murah yang pakai QRIS. Lumayan masih bisa jajan gorengan dengan saldo minim,” ujarnya.

Selain itu, alasan dia pakai QRIS karena dia bisa berbelanja apapun tanpa orang tahu berapa saldonya. Belanja pakai transaksi QRIS juga terlihat lebih melek teknologi dan lagi jadi tren di kalangan teman-teman di sekolahnya.

“Kalau belanja pakai QRIS, lebih keren saja. Karena teman-teman juga belanja pakai QRIS, jadi harus ikut tren juga, biar gak dibilang katrok sama temen-temen,” ujarnya sambil tersenyum simpul.

Anto (20), mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) sering nongkrong bareng teman-temannya di Kafe Lawas di Jalan Dwikora Palembang. Untuk melakukan pembayaran orderan kopi americano, Anto lebih suka pakai QRIS dibandingkan transaksi tunai.

“Rasanya beda saja kalau bayar pakai QRIS, lebih kerasa kerennya dan lebih terlihat memang kita lebih update untuk urusan perkembangan zaman. Apalagi kalau saldo agak banyak, jadi lebih bangga pamer belanja pakai transaksi QRIS,” ungkapnya.

Dia tidak menyangsikan, ada beberapa kali transaksi yang harus dibayar secara tunai. Namun menurutnya, transaksi secara nontunai itu menjadi bukti Indonesia sudah menjadi negara maju dan berkembang. Bahkan dia menyoroti penolakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap QRIS, yang mengisyaratkan jika QRIS cukup disegani di mancanegara.

“Presiden Donald Trump saja ketar-ketir dengan QRIS di Indonesia. Harusnya kita sebagai warga Indonesia yang baik, juga memanfaatkan QRIS dengan baik juga. Bahkan harusnya QRIS sudah jadi transaksi mancanegara juga, tidak hanya di Asia, tapi seluruh dunia,” ucapnya.

Owner OAK Outdoor Store Peri Arif memamerkan salah satu transaksi nontunai pakai barcode QRIS yang banyak dipilih pelanggannya (Indodaily.co)
Owner OAK Outdoor Store Peri Arif memamerkan salah satu transaksi nontunai pakai barcode QRIS yang banyak dipilih pelanggannya (Indodaily.co)

Rio Deno Putra (37), owner Kopi Lawas Palembang merasa kehadiran QRIS sangat memudahkan transaksi di bisnisnya. Sejak buka di tahun 2020, QRIS sudah menjadi pilihan transaksi nontunai para pelanggannya.

“Sejak awal buka hingga sekarang, saya tetap menyediakan QRIS, karena sekarang trennya berbelanja tidak pakai uang tunai, tapi via scan QRIS saja. Lebih dari setengah transaksi di kedai saya, pakai QRIS semua. Memudahkan saya juga untuk me-manage keuangan. Apalagi, uang-uang kecil, biasanya kalau tunai itu, agak tidak digubris, tapi kalau terkumpul di rekening, jadinya lumayan banyak,” katanya.

Tren QRIS juga dirasakan oleh Peri Arif (30), owner OAK Outdoor Store di Jalan Puncak Sekuning Palembang. Banyak dari pelanggannya yang lebih suka membayar pakai barcode QRIS dibandingkan secara tunai.

“Kalau tunai itu, biasanya ribet untuk pembayaran atau pengembalian uang kecil. Jadi mereka lebih suka scan QRIS di mesin transaksi rekening saya. Jumlahnya pas, uangnya juga langsung masuk ke rekening saya, jadi tidak ribet mau setor tunai ke bank lagi,” ungkapnya.

Digital Kito Galo

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky P.Gozali. saat membuka event Digital Kito Galo 6th di Palembang Indah Mal (Indodaily.co)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky P.Gozali. saat membuka event Digital Kito Galo 6th di Palembang Indah Mal (Indodaily.co)

Tren penggunaan QRIS di Sumsel juga terbukti dengan data volume transaksi QRIS yang melonjak drastis di Sumsel, yang dijabarkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky P.Gozali.

Saat membuka event Digital Kito Galo 6Th di atrium Palembang Indah Mal (PIM), Ricky P.Gozali memaparkan jika volume transaksi QRIS di Sumsel sangat kuat. Terbukti dengan volume transaksi QRIS yang melonjak drastis hingga Maret 2025, yang mencapai 43,44 juta transaksi atau tumbuh 382,87 persen (year on year).

Jumlah bertumbuh pesat dibanding tahun sebelumnya. Dengan nomonal mencapai Rp2,03 triliun atau bertumbuh 280,09 persen (yoy). Ditambah jumlah merchant 979 ribu atau tumbuh 19,70 persen dan 1,39 juta pengguna atau tumbuh di angka 5,36 persen. Angka tersebut terus mendongkrak penggunaan QRIS di Sumsel.

“Digital Kito Galo menjadi bagian dari rangkaian Road to Festival Ekonomi Keuanga Digital Indonesia (FEKDI) 2025, yakni ajang nasional yang serentak digelar di seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia di seluruh wilayah, sebagai upaya penguatan ekosistem digital nasional,” ujarnya, Jumat (23/5/2025).

Digital Kito Galo 6th yang sudah enam kali berturut-turut digelar di Sumsel, kini mengangkat tema ‘Transaksi Digital Aman, Dorong Percepatan Inklusi Keuangan’, yang akan dihelat dari tanggal 23 Mei 2025 hingga 25 Mei 2025 di Palembang Indah Mal.

Untuk pertama kalinya, Bank Indonesia Sumsel menghadirkan Museum Bank Indonesia dalam kegiatan ekspo dan QRIS Sriwijaya Badminton Cup (QRIS SBC) sebagai pre-event. Yang uniknya, para atlet yang bertanding wajib memindai QRIS senilai Rp1 sebagai bagian dari user-experience. Lalu, promo QRIS Jajan Rp1, masyarakat bisa menukarkan voucher senilai Rp1 untuk membeli makanan dan minuman di foodmarket Le Garden dan Le Market.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky P.Gozali, Sekda Sumsel Edward Candra dan Ketua TP PKKS umsel Febi Herman Deru saat mengunjungi stan-stan bisnis di event Digital Kito Galo 6th di Palembang Indah Mal (Indodaily.co)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky P.Gozali, Sekda Sumsel Edward Candra dan Ketua TP PKKS umsel Febi Herman Deru saat mengunjungi stan-stan bisnis di event Digital Kito Galo 6th di Palembang Indah Mal (Indodaily.co)

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Sumsel Edward Chandra juga menyambut baik tren QRIS yang menguat di Sumsel. Apalagi kini ekonomi Sumsel meningkat baik dari 5,07 persen menjadi 5,22 persen, dengan pertumbuhan ekonomi nasional 4,8 persen.

Menurutnya, Percepatan roda ekonomi ritel yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sumsel, tak lepas dari akselarasi pembayaran digital. Dengan adanya penggunaan kanal pembayaran nontunai tersebut, menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa.

Bahkan, pemerintah daerah juga tak ketinggalan dalam transformasi digital, dengan indeks elektronifikasi transaksi di pemerintah daerah di Sumsel, yang masuk kategori digital tertinggi, yang ditandai dengan perolehan penghargaan Tim Percepatan dan Perluasan Digital Daerah (TP2DD).

“Sumsel meraih Rookie Of The Year TP2DD Provinsi Terbaik I dan TP2DD Provinsi Terbaik II Wilayah Sumatera dari Menko Bidang Perekonomian 2024 dan Kota Lubuklinggau meraih Terbaik I Rookie Of The Year,” ujarnya.

Pemprov Sumsel juga akan menjalankan program strategis nasional, yakni mengembangkan koperasi kota dan desa merah putih. Akan ada 3.258 desa dan kelurahan, yang akan menggunakan digitalisasi untuk mengelolaan keuangan. ***

 

Pos terkait