Curah Hujan Minim, Pemadaman Melalui Da

Kepala PPI Manggala Agni Sumatera Daops XVII Sumatera, Ferdian Krisnanto ketika menjelaskan kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Rachmad Wibowo perihal kesulitan memadamkan api di Kubah Gambut dengan kedalaman lebih dari enam meter di daerah kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel. Foto: Ist./Indodaily.co

INDODAILY.CO, OKI — Cuaca panas akibat El Nino berkepanjangan menyebabkan kekeringan, sehingga team penanggulangan Karhutla Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kesulitan untuk mendapatkan air.

Pemadaman melalui water bombing selain membutuhkan waktu penerbangan yang lama untuk mendapatkan air, juga dibatasi SOP sehingga helicopter ini tidak bisa menjatuhkan air di lahan konsesi, oleh karena itu maka yang perlu diperkuat adalah upaya pemadaman melalui darat yang dikomandoi oleh Manggala Agni.

Istimewa

Saat mengunjungi Markas Manggala Agni Daops Sumatera XVII OKI pada Senin (30/10) lalu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Rachmad Wibowo menerima masukan perihal dibutuhkannya peralatan berupa excavator dan perlunya penambahan masa kerja team Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang akan habis masa kerjanya pada tanggal 4 November mendatang.

Setelah menerima laporan dari Kapolda Sumsel, PJ Gubernur Sumsel DR Agus Fatoni menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumsel melalui BPBD Provinsi Sumsel akan meminta BNPB untuk memperpanjang masa kerja team Teknologi Modifikasi Cuaca, dan pada hari Kamis (2/11) akan mengirim tiga unit excavator untuk memperkuat team Manggala Agni Daops Sumatera XVII OKI.

Masing-masing excavator tersebut akan dikirim dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel sebanyak satu unit yang akan digunakan untuk membangun sekat bakar, dan dua unit akan dikirim oleh dinas PSDA Provinsi Sumsel untuk normalisasi kanal yang akan dialiri air yang dipompa dari Sungai Komering ke lokasi titik api sepanjang 18 kilometer.

Bacaan Lainnya

Ditempat terpisah, Kepala PPI Manggala Agni Sumatera Daops XVII Sumatera, Ferdian Krisnanto mengatakan bahwa perlunya penekanan kepada masyarakat untuk berhenti membakar lahan, karena upaya modifikasi cuaca melalui hujan buatan sangat kecil tingkat keberhasilannya bilamana tidak terbentuk awan hujan.

“Sedangkan terbentuknya awan ini membutuhkan penguapan air atau evaporasi, dan evaporasi tidak bisa terjadi bilamana udara dipenuhi asap Karhutla,” tandasnya.

Pos terkait