INDODAILY.CO, CIAMIS – Bahasa menjadi salah satu alat komunikasi yang digunakan masyarakat secara umum. Di Kabupaten Ciamis, ada bahasa sandi yang dipertahankan secara turun-temurun, yaitu bahasa sandi dadidudedo.
Sandi Dadidudedo ini digunakan khusus untuk mengubah bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia dengan menggunakan rumus-rumus penambahan huruf.
Asal-usul adanya sandi Dadidudedo ini cukup menarik untuk diulas. Beberapa tokoh masyarakat dan sejarawan Ciamis mengungkapkan jika sandi-sandi ini sudah digunakan masyarakat sejak zaman Belanda.
“Sebenarnya dari zaman penjajahan Belanda sudah ada bahasa Dadidudedo, karena dulu itu orang Belanda sudah tahu bahasa Sunda, maka dibuatlah bahasa sandi tersebut,” ucap Jiraya Sastradinata, Tokoh Budayawan Muda Ciamis. Sabtu (24/6/2023).
Menurutnya, anak-anak setempat pada zaman dulu sudah fasih menggunakan Sandi Dadidudedo. Contoh penggunaan bahasa ini misalnya “Adaiding Ederedek Kadabudur” yang artinya dalam bahasa sunda “Aing Erek Kabur” (saya mau kabur).
Adaiding hanya ditambahi; da dan di = Aing Ederedek ditambahi; de dan de = Erek Kadabudur ditambahi; da dan du = Kabur
“Kalau dulu zaman saya kecil dari anak-anak juga sudah menggunakan Sandi tersebut, walaupun tidak seluruhnya, karena itu kan bahasa sandi. Jadi bahasa Sunda yang disandikan. Remaja, anak kecil biasa nongkrong di luar daerahnya ingin nggak ketahuan ngobrol apa, ya pakai Sandi Dadidudedo,” ucap Jiraya.
Catatan Sandi Dadidudedo sudah digunakan sejak zaman Belanda juga diperkuat dengan keterangan sejarawan. Sandi Dadidudedo pun digunakan untuk mengelabui Belanda yang sudah paham bahasa Sunda.
“Konon menurut seorang tokoh asli Galuh yang sudah meninggal, konon bahasa Sandi tersebut sudah ada sejak zaman Belanda dan diciptakan di Ciamis,” ungkapnya.
Bahasa tersebut, kata Dia, dipergunakan banyak masyarakat supaya tidak diketahui oleh orang Belanda mengingat saat itu banyak orang Belanda pandai berbahasa Sunda.
“Lama-kelamaan bahasa tersebut menyebar ke masyarakat sekitar dan dipergunakan oleh masyarakat,” kata Dia.
Kini bahasa itu pun masih dilestarikan oleh beberapa masyarakat. Segelintir warga Tatar Galuh Ciamis. Kebanyakan saat ini bahasa sandi tersebut dipakai oleh anak-anak milenial untuk berbincang dengan teman-temannya.
“Saat ini, bahasa sandi Dadidudedo sering digunakan oleh anak milenial yang hapal rumus-rumus atau Sandi tersebut,” tukasnya.