Tahun Depan Kasus Tanah hingga Korupsi Makin Marak, Ini Pemicunya

INDODAILY.CO, PALEMBANG – Salah satu pengacara Kota Palembang, M Soki SH, MH melihat persoalan kasus property seperti tanah, rumah dan bangunan hingga tingginya tingkat kriminalitas dan korupsi masih marak terjadi pada tahun 2022, mendatang.

“Itu sebenarnya kasus-kasus yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Ya seperti me-recyle kembali, berkutat pada persoalan yang seperti itu-itu saja,” ucap Soki saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (23/12/2021).

Makanya, dengan “rules” seperti itu, lanjut Soki, setiap orang pasti punya formulasi sendiri dalam menyelesaikan persoalan. Seperti kasus tanah saja, untuk menghindari pembelian dan transaksi properti bermasalah.

Soki mengaku lebih aman jika membeli unit rumah yang sudah jadi daripada membeli masih dalam perencanaan kertas.

“istilahnya beli rumah sistem bayar dulu baru bangun. Kalau saya pribadi tidak mau seperti itu. Mending saya beli rumah yang sudah ada fisiknya dulu baru bayar. Ini untuk menghindari resiko saja,” tuturnya.

Bacaan Lainnya

Begitu juga dalam hal bertransaksi tanah, harus diketahui posisi tanah, berbatasan dengan areal mana saja, track record pemilik seperti apa termasuk legalitas sertifikat. Pola teliti sebelum membeli bisa jadi solusi agar terhindar dari persoalan hukum dikemudian hari.

Soki pun memprediksi persoalan tanah dan properti pada tahun 2022, nanti di Sumsel bakal lebih kompleks dan memicu konflik besar antar perseorangan hingga lembaga dan perusahaan. Ini dipicu dengan makin tingginya kebutuhan orang membeli rumah, ramainya pengusaha properti sedangkan fisik lahan tidak bertambah.

“Jadi sejengkal saja tanah jika pemiliknya tidak hati-hati bisa memicu konflik juga,” tuturnya.

Sementara, terkait dengan peredaran narkoba, justru Soki berpendapat, selama masih ada konsumen atau pengguna maka bisnis dan transaksinya tidak akan berhenti. Hanya memang faktor kondisi tertentu menghadirkan tren khusus seperti era pandemi, banyak cafe dan tempat hiburan malam tidak beroperasi, transaksi sabu seperti lebih banyak dibandingkan peredaran ekstasi yang cenderung ramai di tempat hiburan malam.

Pos terkait