INDODAILY.CO, PALEMBANG – Jajaran Rektorat Universitas Sriwijaya (Unsri) sudah melakukan investigasi terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dosen. Prosesnya paling lambat satu bulan tuntas.
“Proses investigasi sudah kita lakukan. Tahap awal dengan memanggil langsung dosen yang disebut-sebut tersangka pelecehan,” kata Wakil Rektor I Unsri, Prof DR Zainuddin Nawawi PhD di ruang kerjanya, Jumat (19/11/2021).
Zainudding mengatakan, bahwa pemanggilan untuk pengambil keterangan merupakan langkah awal untuk memperjelas masalah yang sebenarnya. Jangan sampai, adanya kejadian tersebut mengarah pada pembunuhan karakter seseorang yang berujung pada rusaknya citra almamater Unsri.
Bahkan, kata Zainuddin, pihaknya tidak akan main-main jika terbukti peristiwa dugaan pelecehan seksual tersebut tidak benar atau sekedar hoak yang disebarkan untuk penungganngan kepentingan pihak lain, diluar konteks kepentingan institusi Unsri.
Menurut Zainuddin, pemanggilan dosen dari Fakultas Ekonomi yang menjadi tersangka dilakukan pada Jumat (19/11/2021) sekitar pukul 09.00 wib dan hingga pukul 10.30 wib, dari hasil keterangan yang bersangkutan, membantah keras peristiwa tersebut. Hanya memang, menurut keterangan Dosen tersebut, memang ada pertemuan terkait jadwal bimbingan tugas akhir.
“Secara tegas dosen yang disangkakan melakukan pelecehan seksual, membantah, hanya memang kala itu ada pertemuan saja untuk TA,” ucap Zainuddin seraya mengakui bahwa pengakuan itu sudah ditulis dan ditandatangani dosen itu bermaterai.
“Bantahan itu bahkan sudah kita buat tertulis dan langsung ditandatangani oleh dosen yang disangkakan,” ungkapnya.
Terkait adanya bukti hasil rekaman pembicaraan dosen dengan korban saat peristiwa tersebut terjadi, menurut dosen, suara rekaman diakui bukan miliknya ditambah lagi, nomor telpon yang tertulis dari rekaman bukan nomor ponsel dosen.
“Kalau hasil pembicaraan yang kita dengar, hanya pembicaraan biasa saja. Belum ada kontak fisik sama sekali antara dosen dan mahasiswa itu, yang mereka bicarakan pun sebatas kegiatan tugas akhir saja,” imbuhnya.
Zainuddin juga sudah berkomunikasi dengan Pembantu Rektor III untuk memanggil langsung pihak BEM Unsri yang memberikan laporan tertulis kepada pihaknya, termasuk pemanggilan mahasiswa yang menjadi korban akan dilakukan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Unsri. Hasil laporan ketiganya akan dikompilasi kebenarannya.
Dari arahan Rektor, sebut Zainuddin, akan dibentuk tim adhoc khusus yang akan melakukan investigasi khusus secara internal.
“Hasil investigasi inilah yang akan menjadi dasar kita dalam menentukan sikap dan keputusan. Paling lambat satu bulan prosesnya,” tuturnya.
Jika terbukti bahwa dugaan pelecehan tersebut benar-benar terjadi, pihaknya siap memberikan langkah tegas dengan memberikan sanksi kepada dosen sesuai hukum yang berlaku.
Namun, sebaliknya jika peristiwa itu hanya settingan alias tidak ada, juga akan dilakukan langkah tegas, apa motif dari dugaan pembunuhan karakter yang dibentuk hingga pihak mana saja yang menjadi aktor dibelakang juga akan dituntaskan sesuai hukum yang berlaku, termasuk apakah masuk dalam pelanggaran UU ITE hingga pidana yakni pencemaran nama baik.
“Yang jelas, apapun hasilnya Unsri tetap akan bertindak tegas, terlanjur masalah ini sudah menyebar maka kita pun juga akan menuntaskan secara detail dan menyeluruh,” tambahnya.
Diketahui, sejak beberapa minggu terkahir, media sosial memang dihebohkan terkait munculnya pengakuan dari mahasiswa Unsri dari instagram. Mahasiswa tersebut mengaku sudah mengalami pelecehan seksual secara fisik oleh dosen saat melakukan bimbingan tugas akhir.
Aksi tersebut dikuatkan dengan pemeriksaan BEM Unsri yang membenarkan adanya peristiwa tersebut. Bahkan pihak BEM kini sudah melayangkan surat hasil pemeriksaan dan pendampingan terhadap para korban.
“Kepada rektorat termasuk menyertakan beberapa bukti, berupa hasil rekaman pembicaraan dosen dan mahasiswa saat peristiwa terjadi dan surat kuasa pendampingan yang ditandatangani para mahasiswa yang menjadi korban,” tukasnya. (Why).