INDODAILY.CO, BANYUASIN — Sosok Bupati PALI Dr. Ir. H. Heri Amalindo, MM bisa menjadi masinis yang baik bagi masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) dan membawa rangkaian lokomotif “Perubahan” ke tujuan akhir “Stasiun Kejayaan dan Kesejahteraan”.
Perumpamaan tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Pemenangan Heri Amalindo (TPHA) Firdaus Hasbullah, SH saat memberikan sambutan dalam acara silaturahmi bakal calon gubernur Sumsel periode 2024-2029 Dr. Ir. H. Heri Amalindo, MM, dengan para kades se Banyuasin di Desa Durian Daun, Kecamatan Suak Tape, Banyuasin, Minggu (18/06/2023).
“Silaturahmi yang dilakukan oleh Heri Amalindo hari ini seperti menyatukan satu gerbong dengan gerbong kereta api lainnya, sehingga menjadi rangkaian lokomotif “Perubahan” yang akan membawa masyarakat Sumsel ke tujuan akhir Stasiun Kejayaan dan Kesejahteraan,” jelas Firdaus Hasbullah atau biasa disapa FH.
FH menjelaskan, mengapa Heri Amalindo bisa menjadi masinis yang baik bagi seluruh masyarakat Sumsel, karena memiliki seluruh kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi Gubernur Sumsel periode 2024-2029.
“Kami yakin, jendela perubahan dan pintu-pintu kemajuan di Sumsel lebih cepat terbuka. Beliau sudah tahu kekurangan dan kelebihan dari arah kebijakan pembangunan Sumsel saat ini, sehingga lebih mudah menentukan skala prioritas pembangunan yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat,” jelasnya.
FH juga menjelaskan, tipe kepemimpinan Alex Noerdin sebagian besar sudah melekat pada sosok Heri Amalindo. Beberapa program yang dilakukan Alex Noerdin saat jadi Gubernur dulu, kini sudah dinikmati oleh masyarakat PALI.
“Seperti sekolah dan berobat gratis, bantuan kendaraan operasional untuk kades, umroh gratis bagi tokoh masyarakat, serta pembangunan infrastuktur dasar yang adil dan merata. Bahkan, saat ini bantuan kendaraan operasional kades, mungkin satu-satunya hanya ada di Kabupaten PALI,” katanya.
FH menambahkan, Heri Amalindo pernah menjadi Kepala Dinas PU Bina Marga Sumsel dan Kabupaten Musi Banyuasin. Dengan pengalaman itu, sudah pasti akan menaruh perhatian yang besar terhadap pembangunan infrastruktur jalan sehingga aksesbilitas (kemudahan akses jalan) dan konektivitas (keterhubungan antarwilayah) semakin terbuka antarsatu daerah dengan daerah lain.
“Perlu diingat, pembangunan infrastruktur bukan soal pemimpin Sumsel-nya berasal dan lahir dari daerah mana, akan tetapi membangun infrastruktur yang adil dan merata dari kota sampai desa, mutlak menjadi kewajiban pemerintah. Hanya dengan infrastruktur yang baik, sendi-sendi ekonomi akan bangkit dan pintu-pintu kesejahteraan terbuka dengan cepat,” pungkasnya.