Tiap Semester, 52 Perusahaan Jadi Tim Penilai hingga Perekrut Kerja Siswa SMK Muhamadiyah I Palembang

Foto : bersama pelaksanaan Pembukaan Workshop Penjajakan dan Penguatan Kerjasama Sekolah dengan DIDUKA, bertempat di SMK Muhammadiyah 1 Palembang, Rabu (13/10/2021).
Foto : bersama pelaksanaan Pembukaan Workshop Penjajakan dan Penguatan Kerjasama Sekolah dengan DIDUKA, bertempat di SMK Muhammadiyah 1 Palembang, Rabu (13/10/2021)

INDODAILY.CO, PALEMBANG – Jangan kaget, jika di sekolah lain hasil pembelajaran siswa selalu dinilai guru namun di SMKN Muhamadiyah I Palembang justru beda. Tim eksternal dari Dunia Industri dan Dunia Kerja (DIDUKA) beranggotakan 52 perwakilan perusahaan di Indonesia juga ditugasi memberi penilaian hasil belajar siswa, bahkan para guru di sekolah tersebut.

Bagi mereka yang berprestasi dan berpotensi langsung diarahkan untuk bekerja di perusahaan terkait. Pola tersebut bahkan sudah dilakukan tiap satu semester.

Kepala SMK Muhammadiyah 1 Palembang Seriyani menuturkan, SMK Muhammadiyah 1 Palembang saat sudah menerapkan 100 persen digital. Sehingga siswa tidak menggunakan paper lagi tapi digital.

“Kita sudah melaksanakan kurikulum blok murni. Sehingga di sekolah ini, guru tidak bertanggung jawab memberikan nilai tapi DUDIKA. Guru hanya mengajarkan, tapi yang memberi nilai DIDUKA. Kita juga sudah melaksanakan asesmen. Jadi setiap 2 bulan sekali Asesmen dengan DIDUKA, dan kita sudah bekerjasama dengan 52 DIDUKA,” katanya di sela-sela kegiatan Pembukaan Workshop Penjajakan dan Penguatan Kerjasama Sekolah dengan DIDUKA bertempat di SMK Muhammadiyah 1 Palembang, Rabu (13/10/2021).

Selama ini, lanjut dia, hampir 80 persen alumni yang dihasilkan sudah diserap dalam dunia kerja, karena memang tiap semester dan menjelang akhir pembelajaran perusahaan langsung menawari siswa untuk bekerja. Tentu saja polanya disesuaikan dengan potensi, prestasi dan minat siswa. Namun ada juga siswa yang justru tidak tertarik bekerja, menurutnya, siswa lebih memilih enterpreneur atau menciptakan lapangan kerja baru.

Bacaan Lainnya

Bahkan ada puluhan siswa sudah mampu membuat terobosan enterpreneur hingga mampu menghasilkan pendapatan sendiri meski masih berstatus siswa. Mereka kebanyakan tidak lagi berkiblat untuk menjadi pekerja tapi bagaimana cara membuat lapangan kerja baru. Makanya tadi serapan para alumni dalam perusahaan berkisar 80 persen saja, selebihnya adalah berwirausaha sendiri.

“Karena sejak duduk di bangku sekolah sekolah pola pikir siswa sudah kita arahkan untuk ber-enterpreneur dibandingkan jadi pekerja. kebanyakan saat ini cabang yang banyak ditekuni siswa adalah bidang teknologi informasi, ” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumsel, Drs H Riza Pahlevi, MM meminta sekolah mencontoh kemandirian dan inovasi SMK Muhamadiyah I yang mampu dipercaya Dunia Industri dan Dunia Kerja (DIDUKA).

Satu modal yang harus dipunyai, sekolah wajib lebih GILA, yakni Gali Ide Langsung Action.

“Artinya DIDUKA percaya dengan SMK Muhammadiyah 1 Palembang, yang sudah betul betul Mandiri. Disini banyak peserta dari DIDUKA yang hadir, ini patut dicontoh oleh SMK negeri dan swasta di Sumsel, agar SMK hebat dan SMK bisa,” ujar Riza.

Riza bahkan mengapresiasi SMK Muhammadiyah 1 Palembang yang dikomandoi Ketua Yayasan, Sukarno dan Kepala Sekolah, Seriyani, SPd karena telah bisa melaksanakan workshop yang jarang dilakukan sekolah lain. Apalagi saat ini persaingan dalam industri kerja sangat ketat. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dari unsur DIDUKA menjadi bukti bahwa alumni yang dihasilkan benar-benar mampu mengimplementasikan ilmu dari sekolah ke lingkungan nyata dunia kerja.

Kepada SMK Muhammadiyah 1 Palembang, Riza berpesan agar lebih GILA lagi serta terus ciptakan Chemistri, Entreprenuer, Ramah, Disiplin, Administrasi dan Sinergis dengan semua lembaga terkait. SMK kan ada Uji Kompetensi Keahlian (UKK). Dan perusahaan membuka diri dengan mau menerima lulusan SMK.

“Tapi sekolah harus mandiri, dan SMK Muhammadiyah 1 Palembang sudah menunjukkan kemandiriannya. Seluruh SMK di Sumsel sudah diberi otonomi, jadi silahkan dikembangkan sesuai dengan keunggulan masing-masing. Itu sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yakni merdeka belajar,” terangnya.

Kepada seluruh sekolah di Sumsel, Riza berpesan agar melaksanakan Pesan dari Bapak Gubernur agar menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

“Jangan memaksakan anak kalau bukan talentanya. Makanya guru BK harus bisa melihat keahlian anak, karena kita menerapkan merdeka belajar. Apalagi sekarang ada guru penggerak, Kepsek penggerak. SMK di Sumsel kita harapkan semakin banyak SMK Pusat Keunggulan (PK), yang indikatornya Kepseknya lulus sebagai Kepsek Penggerak,” katanya. (Wie).

Pos terkait