INDODAILY.CO, PALEMBANG — Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritik lagu Mars & Hymne KPK yang dibuat oleh Ardina Safitri, istri Ketua KPK Firli Bahuri. Pembuatan lagu tersebut dicap hanya sekadar seremonial belaka dan tidak berdampak pada kerja-kerja pemberantasan korupsi.
Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakya Hari Purwanto mengatakan ICW yang selama ini mengklaim sebagai LSM anti korupsi kok menjadi nyinyir terhadap kontribusi yang diberikan oleh seorang warga negara Indonesia untuk memperkuat KPK. “Walaupun itu adalah istri dari Ketua KPK bukan berarti kehilangan hak untuk berkontribusi meskipun itu Mars dan Hymne,”kata Hari Purwanto Sabtu (19/2/2022).
Memang watak komprador seperti ICW tidak akan pernah hilang karena hidup dari hibah asing karena kehabisan bahan hanya bisa nyinyir terhadap Mars dan Hymne KPK. Kalau saat ini era persiapan kemerdekaan Indonesia tentunya pembuatan bendera merah putih oleh ibu Fatmawati akan di nyinyir oleh Jepang dan Belanda maka ICW sama seperti penjajah di era menuju kemerdekaan.
“Indonesian Corruption Watch (ICW) cuma bisa nyinyir sebagai komprador. Apa yang mereka berikan ke KPK, bangsa dan negara. Adanya cuma numpang hidup dan memanfaatkan kpk untuk mendapatkan donor dan hibah. Ketika ada warga negara yang ingin terlibat dalam pemberantasan korupsi dengan membuat lagu yang bisa menguatkan semangat pegawai KPK untuk memberantas korupsi (spirit the corps) harus didukung bukan dengan sinisme dan nyinyir,”tutupnya.