Motivasi Perspektif Al Quran

Penulis: Robaiyadi, S.sos, Dr. Hamidullah Mahmud, Lc, MA (Magister Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

INDODAILY.CO – Motivasi (motivating) dalam fungsi manajemen juga disebut dengan penggerakan (actuating). Fungsi ini dalam kegiatan organisasi merupakan fungsi ketiga setelah proses perencanaan dan organisasi. Kata motivasi dalam bahasa Arab disebut dengan التشجيع berasal dari kata يُشَجَعُ شجع yang berarti: mendorong, memberi semangat, membesarkan hati, menganjurkan, dan mempromosikan.  Motivasi dalam bahasa Indonesia diambil dalam bahasa Inggris ‘motivation’, yang berbentuk dari kata motive atau artinya ‘menggerakkan’.

Ihsan Sebagai Motivasi

Ihsan adalah salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang memiliki makna mendalam, terutama dalam konteks spiritualitas dan perilaku. Secara harfiah, ihsan berarti ‘kebaikan’ atau ‘keunggulan’, namun dalam pemahaman agama, ihsan mengacu pada upaya untuk mencapai kesempurnaan dalam menjalani hidup dengan keimanan dan amal yang baik.

Istilah ‘Ihsan’ dengan ‘transendensi diri’ terletak pada pemaknaan ‘yang transenden’. Dalam Islam, sesuatu ‘yang transenden’ biasanya merujuk kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang hanya bisa diimani secara supra-rasional melalui keimanan, bukan rasional.  Definisi Ihsan sudah dijelaskan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis berikut ini:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ وَ إِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فِإِنَّهُ يَرَاكَ

Artinya: “Jika engkau beribadah kepada Allah, seakan-akan kamu melihat-Nya, Jika kamu tidak mampu melihat-Nya, maka (yakinlah) bawa Allah selalu melihatmu (HR Bukhari)

Secara keseluruhan, ihsan sebagai motivasi dalam kehidupan seorang Muslim mencakup aspek ibadah, pekerjaan, dan hubungan sosial. Ihsan mendorong seseorang untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan sekitar, dengan keyakinan bahwa Allah senantiasa memperhatikan setiap langkah dan perbuatan. Dengan demikian, ihsan menjadi landasan moral dan spiritual yang kuat untuk mencapai kehidupan yang penuh keberkahan dan kebaikan.

Motivasi Perspektif Al Qur’an  

Muhammad Muhammad Ismail menyebut motivasi dengan istilah alquwwah, lebih lanjut beliau menguraikan bahwa motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitasnya terbagi tiga antara lain:

  1. Motivasi materi atau kebendaan (al-quwwah al-mâdiyyah), yang meliputi tubuh manusia dan alat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya.
  2. Motivasi emosional atau non-materi (al-qudwah al-ma’nawiyah), yang berupa kondisi kejiwaan yang senantiasa dicari dan ingin dimiliki oleh seseorang.
  3. Motivasi spiritual (al-quwwah ar-rûhiyyah), yang berupa kesadaran seseorang, bahwa dirinya mempunyai hubungan dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam konteks keislaman tentu motivasi yang tertinggi dan ideal adalah motivasi spiritual (al-quwwah ar-ruhiyah), mengingat bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang mengimani keberadaan Tuhan, yakni Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam hal ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَوَرَبِّكَ لَنَسْـَٔلَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Maka, demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: Al-Hijr 92-93)

Konsep-Konsep Motivasi dalam Perspektif Al-Quran 

Al-Qur’an sering memberikan motivasi dengan menjanjikan pahala bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta memberikan peringatan akan siksa bagi mereka yang lalai. Motivasi ini melibatkan:

  1. Iman kepada Allah: Iman kepada Allah sebagai motivasi utama yang mendorong seseorang untuk berbuat baik dan menjauhi larangan.
  2. Hari Pembalasan: Keyakinan bahwa setiap amal akan diperhitungkan dan dibalas sesuai dengan kebaikan atau keburukan yang dilakukan.
  3. Harapan akan Ridha dan Rahmat Allah: Dorongan untuk berbuat baik demi mendapatkan ridha Allah, serta keinginan untuk meraih kebahagiaan di surga.

Motivasi Berbuat Kebaikan (Amal Saleh)

Al-Qur’an banyak memberikan dorongan untuk berbuat baik dengan menjanjikan pahala yang besar di akhirat. Salah satu ayat yang memberikan motivasi ini adalah An- Nahl ayat 97 :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.”

Ayat ini memotivasi umat Islam untuk melakukan kebaikan, karena Allah menjanjikan kehidupan yang baik di dunia dan pahala yang besar di akhirat.

Motivasi Berjuang di Jalan Allah (Jihad dan Pengorbanan)

Al-Qur’an juga memotivasi umat Islam untuk berjuang di jalan Allah, baik melalui pengorbanan harta maupun jiwa. Dalam banyak ayat, mereka yang berjuang di jalan Allah dijanjikan surga dan kedudukan yang tinggi.  Misalnya, dalam QS. At-Taubah: 111, Allah berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka membunuh atau terbunuh. (Demikian ini adalah) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang agung.”

Allah mendorong manusia untuk berpikir, merenung, dan mempelajari alam sekitar. Firman Allah dalam QS. Al- Mujadilah: 11 menyatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Ayat ini memotivasi umat Islam untuk terus menuntut ilmu, karena ilmu akan mengangkat derajat seseorang di dunia dan di akhirat.

Motivasi Beribadah dengan Ikhlas

Salah satu bentuk motivasi yang sangat ditekankan dalam Al-Qur’an adalah beribadah dengan ikhlas hanya karena Allah. Segala bentuk ibadah dan kebaikan yang dilakukan tanpa niat ikhlas tidak akan diterima oleh Allah. Dalam QS. Al-Bayyinah: 5, Allah berfirman:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Artinya: “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).”

Motivasi ini menekankan pentingnya niat yang tulus dan ikhlas dalam setiap perbuatan, baik ibadah kepada Allah maupun dalam kebaikan terhadap sesama manusia.

Sebagaimana doa dalam tradisi Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah berikut ini:

اللَّهُمَّ أَنْتَ مَقْصُوْدِي وَ رِضَاكَ مَطْلُونِي أَعْطِنِي مَحَبَّتَكَ وَ مَعْرِفَتَكَ هُوَ الله

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah tujuanku, ridamu adalah harapan ku, berilah aku cinta dan makrifat mu, dia Allah”

Doa ini mengajarkan umat Islam agar motif dari setiap aktivitas dan ibadahnya yang dilakukannya karena mengharap ridla Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pos terkait