INDODAILY.CO, PALI – Partisipasi terendah mencapai 87,3% sepanjang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) desa Raja Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Panukal Abab Lematang Ilir (Pali), pesta demokrasi tersebut yang berlangsung secara serentak di 12 Desa, Kabupaten PALI, pada Rabu (27/10/2021) kemarin. Berjalan dengan kondusif dan telah menentukan calon pemimpin 6 tahun kedepannya.
Sala satunya Desa Raja Kecamatan Tanah Abang, yang mengikuti Pesta Demokrasi itu. Namun, kali ini berbeda dari Tahun sebelumnya dikarenakan minat atau partisipasi masyarakat berkurang tajam 87,3%. Suara Sah 1633, Sementara DPT 1869 Suara.
Tokoh Masyarakat Desa Raja, Pidin C Oteh, yang juga perna mengikuti pesta demokrasi Pilkades Raja. Kalah 27 suara saja.
Dikatakan Pidin, bahwa biasanya dari jumlah DPT hanya 10-15 orang dikarenakan merantau tidak pulang kampung, sementara waktu itu akses transportasi tidak seperti saat ini.
“Pilkades Raja tahun 2021 ini tidak seperti biasanya, partisipasi masyarakat menurun tajam sampai 236 orang tidak menggunakan hak pilih. Entah apa alasan mereka tidak memilih. Kita baru saja melewati Pilkada 2020 yang lalu dan Desa Raja Partisipasinya mencapai 96 % mengunakan hak pilih,” ujar Pidin.
Senada, Mantan Kepala Desa Raja Barat, Sopendi MT mengatakan, ia yang sebelumnya perna ikut duel bersaing menjadi calon Kades Raja, yang saat itu dimenangkan Khairul Ahlag, hanya selisih 6 suara.
“Saat ini saya menjabat sebagai ketua BPD Desa Raja, karena minat partisipasi masyarakat sangat luar biasa pada masa itu berbeda saat ini. Baru Pilkades kali ini minat masyarakat sangat menurun,” ucapnya Tokoh Masyarakat Lematang ini.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Lematang, Aka Cholik Darlin SPdI SH MM menyebut, ia menilai bahwa ada beberapa faktor turunnya minat partisipasi masyarakat di Pilkades Raja, yakni kurangnya sosialisasi panitia Pilkades, Pemerintah Desa dan BPD terhadap pemilih.
“Faktor kedua yakni kekecewaan masyarakat karena tidak ada pilihan tepat diantara calon kades yang ditetapkan dan arogansinya Panitia Pilkades serta BPD kurang rama dalam tata cara sosialisasinya,” ungkap Aka.
Menurutnya, dikarenakan hal tersebut berhasil sebuah demokrasi itu bukan masalah pelaksanaannya saja, melainkan partisipasi masyarakat memilih itu adalah kunci berhasil Pilkades, ini sepanjang Sejarah Pilkades Raja sejak berpisah dari Desa Muara Sungai tahun 1973. Setiap pemilihan kades biasanya paling banyak 20 orang tidak memilih ini hampir 300 orang.
“Tentu saja ada efek tokoh masyarakat yang luar biasa menjadi loyalis masyarakat yang ingin mereka pilih, tetapi tidak lolos sampai mereka tidak memilih. Bisa jadi ini semua hanya indikasi saja. Namum fakta terjadi minat partisipasi masyarakat terjun bebas,” kata Mantan Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Pali ini.(Ray).