INDODAILY.CO, CIAMIS – Data terbaru yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat beberapa waktu lalu. Negara Indonesia, di Provinsi Jawa Barat berada pada peringkat pertama kasus Tuberkulosis atau TB Paru (TBC). Dimana per 19 April 2022 kasus penderita terkonfirmasi TBC hingga mencapai 31.848 orang.
Wilayah Kabupaten Ciamis, tepatnya di Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, ditemukan 12 kasus penderita TB pada tahun 2021. Hal itu diungkapkan Kasi Pelayanan Kesehatan Desa Saguling, Agus Hendra.
Agus mengatakan, untuk TB di Desa Saguling banyak sekali persoalan di masyarakat, seperti hal nya sanksi sosial. Masyarakat yang diduga terdeteksi memiliki penyakit menular seperti Tuberkulosis itu malu, karena takut dikucilkan oleh tetangga dan lainnya.
Sampai di tahun 2022, Desa Saguling memiliki satu kader TB. Namun untuk ke depan, sudah direncanakan membentuk kader TB di setiap Rukun Warga (RW).
“Di Desa Saguling sendiri ada 8 RW, untuk itu di tahun berikutnya sudah terbentuk 8 kader TB. Dan nanti dibuat kerangka acara kegiatan yang insentifnya mungkin di tahun 2023 pada anggaran perubahan yang diminimalisir,” ucapnya kepada Indodaily.co, Selasa (24/5/2022).
Dengan harapan, kata Dia, terbentuknya kader-kader TB di Desa Saguling, agar kesehatan masyarakat bisa tertanggulangi khususnya penyakit menular seperti Tuberkulosis.
“Dan nantinya, kita membutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak lain, seperti dinas terkait dan para pemangku kebijakan supaya ada pelatihan dan sosialisasi bagi para kader TB agar lebih memahami dalam penyampaian terkait bahayanya penularan TBC dan pentingnya menjaga pola hidup sehat kepada masyarakat nanti,” ungkapnya.
Walaupun sudah ada satu orang kader TB di Desa Saguling, lanjut Dia, pada saat ada 1 orang masyarakat yang terkena TB stadium, namun bisa tertanggulangi, apalagi kalau kader TB ke depannya ada 8 orang.
Dikatakan Dia, beberapa kendala di lapangan terkait kasus TB ini adalah, belum pahamnya masyarakat akan bahayanya TBC yang bisa menularkan kepada yang lain. Dan RT atau RW pun masih ada ketakutan jika si terduga mengidap tuberkulosis itu tersinggung.
“Untuk itu, ke depan kita akan adakan musyawarah dan kegiatan sosialisasi perihal tuberkulosis atau TB paru ini, dan kita datangkan narasumber dari dinas kesehatan kemudian disinergikan dengan RT/RW. ini program sangat bagus karena kesehatan lebih penting dari apapun,” tukasnya.